Langsung ke konten utama

Postingan

Pesan Terakhir Bunuh Diri—

Sebenarnya, selama ini aku tidak lagi tau apa alasan tepatnya kenapa aku tetap bertahan. Rasa kagum dan hormat telah lama hilang, lantaran kenyataan membawa ekspetasi-ekspetasiku tentangmu tak menemui muaranya. Sebelum ini, berkali-kali aku berpikir untuk pergi menghilang dengan tiba-tiba.  Saat kau kelimpungan mencari-cari aku, aku ingin itu menjadi hukumanmu. Tapi agaknya, tiba-tiba aku malah lanyau dengan pertanyaan bermata dua yang kulayangkan. Benarkah akan menyakitimu atau malah sebenarnya itu yang kau mau? Pastinya begitu. Hingga ku pastikan, bahwa aku telah terlalu lelah dalam pasrah. Tindak-tanduk mesra di belakang punggungku, tampaknya sudah tak lagi berdampak lara. Aku terbiasa untuk memakluminya. Tidak lagi bertanya. Dalam rungsang, diam saja menonton kau berlakon drama dengan piawai tak kira. Aku tau perempuan-perempuan yang kerap kau kabari aktivitasmu itu tidak hanya satu. Saling bertukar kabar, bertanya banyak hal. Tidak heran jika mereka selalu tau kabar terbarumu....
Postingan terbaru

Senja yang Cemburu

Senja yang Cemburu Pada gemintang yang merayu Memeluk senja begitu syahdu Mencintai adalah tentang rasa Pertemuan kita ibaratkan cinta Bayang semu seperti kata ikatan  Genggaman tangan seolah menjauh  Senyum dan tawamu sebuah saksi  Kata merelakan tidak pernah ada  Yang ada hanya sisa cemburu Perihal rasa yang tak bertemu Apakah kamu pernah melihat  Kumbang yang tak bersayap ia begitu pesakitan dengan lukanya,  selayaknya seorang kekasih  yang kehilangan pelukan hangat cinta Andai semuanya masih sama  Mungkin tempat ini akan berbeda Tidak lagi terkutuk pada kesendirian. Indie Sunandri, 2023

Perahu

Perahu Mendayu bersama serpihan kenangan Dalam cinta yang tak terbalaskan Mungkinkah ini bisa terselesaikan Apabila kenangan masih sering menyakitkan Pertemuan kita seolah tak ada artinya Dan entah kenapa ini menimbulkan resah Hingga menghadirkan adanya air mata Untuk dikatakan sembuh saja masih tak terarah Perahu kita semakin melaju Lalu berjalan menuju aliran waktu Namun, kini tak ada yang bisa merayu Ketika seseorang masih sering menahan derasnya pilu Bagaimana perahu akan bisa sampai? Jika penghuninya masih menahan perih di hati Sedangkan yang di nanti selalu saja bersembunyi Entah ini akan bisa membuat ceria kembali, ataukah hanya mampu menimbulkan kepahitan lagi. Tenggarong, 28 September 2023 Karya: Hawa Jakariah

LEGALISASI KORELASI

Akhirnya perjalananku telah sampai disebuah titik destinasi Disinilah lokasi yang selalu saja mengalami renovasi Semua itu terjadi karena subtansi aliansi bersama relasi Berawal menginspirasi berujung kontroversi diskresi Segala aspek menjadikan abstarksi keputusan tanpa diskusi Indikasi pembangunan manifestasi hanya sebatas dokumentasi Dari bagian atensi hingga reputasi semua terkontaminasi Sudah pasti akan segera dilakukan sterilisasi Lokasi ini bernama isi hati memiliki rasa bervariasi Mudah bertransisi dari cinta menjadi luka yang terinfeksi Berulang kali merevitalisasi namun gagal berevolusi Justru orientasi selalu kalah dengan kontradiksi Stimulasi kasih sayang melahirkan reaksi diplomasi  Resmi dideklarasi dimulailah kompetisi bagi para praktisi Dari yang mengedukasi sampai hanya intonasi basa-basi Ada yang terverifikasi ada juga yang ternyata imitasi Pengajuan rekonstruksi hati ternyata penuh konspirasi Pengadaan cinta berkolaborasi berjalan di luar interpretasi Divisi komu...

ANXIETY?

  Ha ha ha Proses?  Entah seberapa kuat lagi aku untuk melawan semua. Aku hanya benar-benar butuh pertolongan tanpa harus menghakimi dan memberi tuntutan. Sadarnya sebentar, kambuhnya lebih sering.  Someone to talk? Haaah!!! Entah, diri ini pun sedang dalam krisis kepercayaan. Atau lebih tepatnya, tidak ada uluran tangan seraya bertanya, "Kenapa? Sini kita duduk sambil ngopi." Buat yang mungkin tanpa sengaja membaca tulisan ini.  Boleh minta satu hal?  Doain, yah!  Walau diri sebenarnya sudah lelah Walah isi di kepala sudah berasa mau meledak. Ya. Keyakinan dalam diri mulai menipis. Lelah. Sangat sangat lelah.  -AFF-

TERUNTUK WANITA YANG PERNAH AKU CINTAI DENGAN SEDERHANA

  Hai kamu... Iya kamu... Aku dengar kamu lagi ulang tahun, ya? Maaf jika seandainya aku tak bisa berikanmu apa-apa. Hanya sepatah untaian doa, semoga kamu selalu senantiasa bahagia ya,  dan semoga semua masalahmu cepat di jabarkan. Oh ya.. kamu masih inget gak? Seseorang laki-laki yang datang padamu waktu itu dan kamu kira semua yang aku bicarakan itu adalah bualan belaka. Kamu masih inget gak? Perihal pernyataan rasa yang sampai saat ini tak kunjung kamu jawab juga. Semoga masih inget ya. Karena aku pun akan selalu mengingatnya. Di mana di waktu itu aku pernah mencintaimu dengan sederhana, aku pernah mengagumimu diam-diam dan aku pernah bermimpi ingin memilikimu seutuhnya, meskipun akhirnya kisahmu harus terkubur dalam sebuah senandika masa silam. Teruntuk kamu wanita yang pernah menjadi bayangan. Selamat ulang tahun ya. Maaf jika kali ini aku tak bisa memberikanmu apa-apa. Hanya sebuah untaian kata-kata sederhana, untuk engkau wanita yang pernah aku cintai dengan sederhana....

SOSOK WANITA PENDUSTA

Kau wanita pedusta. Kata-katamu bak api yang membara Membakar jiwaku yang hampir gila Cintamu merobek hatiku kian terluka. Kau tancapkan panah-panah asmara membabi buta. Kau wanita yang tak punya rasa. Suaramu menebarkan duka pada manusia yang tak bersalah. Sudah banyak korban rayuanmu yang berakhir kecewa. Tak ku sangka bahwa kau adalah pelaku utama dari setiap sandiwara. Semua yang terlihat kini kau bawa sebagai pelarian Lalu, di mana dirimu akan bersembunyi setelah yang lain menginginkanmu untuk kemari. Hahaha Jahannam, apa yang kau perbuat pada diri ini?  Kenapa kau begitu jahat sekali Di mana hati nurani yang kamu miliki? Wahai wanita yang tidak tahu diri Akhirnya kini aku mengerti. Sudah tak layak kuharap kau ada di sini. Sampai jumpa di lain hari. Semoga kelak kutemui kamu di versi yang lebih baik lagi. Aksara Senja, 27 Agustus 2023 By : - dy - Riadi Komara - Hawa - Gadis Kecil (Chaa)