Kau wanita pedusta.
Kata-katamu bak api yang membara
Membakar jiwaku yang hampir gila
Cintamu merobek hatiku kian terluka.
Kau tancapkan panah-panah asmara membabi buta.
Kau wanita yang tak punya rasa.
Suaramu menebarkan duka pada manusia yang tak bersalah.
Sudah banyak korban rayuanmu yang berakhir kecewa.
Tak ku sangka bahwa kau adalah pelaku utama dari setiap sandiwara.
Semua yang terlihat kini kau bawa sebagai pelarian
Lalu, di mana dirimu akan bersembunyi setelah yang lain menginginkanmu untuk kemari.
Tak ku sangka bahwa kau adalah pelaku utama dari setiap sandiwara.
Semua yang terlihat kini kau bawa sebagai pelarian
Lalu, di mana dirimu akan bersembunyi setelah yang lain menginginkanmu untuk kemari.
Hahaha
Jahannam, apa yang kau perbuat pada diri ini?
Kenapa kau begitu jahat sekali
Di mana hati nurani yang kamu miliki?
Wahai wanita yang tidak tahu diri
Akhirnya kini aku mengerti.
Sudah tak layak kuharap kau ada di sini.
Sampai jumpa di lain hari.
Jahannam, apa yang kau perbuat pada diri ini?
Kenapa kau begitu jahat sekali
Di mana hati nurani yang kamu miliki?
Wahai wanita yang tidak tahu diri
Akhirnya kini aku mengerti.
Sudah tak layak kuharap kau ada di sini.
Sampai jumpa di lain hari.
Semoga kelak kutemui kamu di versi yang lebih baik lagi.
Aksara Senja, 27 Agustus 2023
By :
- dy
- Riadi Komara
- Hawa
- Gadis Kecil (Chaa)
- dy
- Riadi Komara
- Hawa
- Gadis Kecil (Chaa)
Komentar
Posting Komentar