Aku pernah bermimpi menjadi renjana, yang tetap tegar, meskipun keadaan membuatku tertampar dan sadar.
Aku menyerah..
Aku kalah...
Agar senantiasa aku mengingatnya.
Kalau saja masih ada hari selanjutnya untuk tetap bisa melihatmu tersenyum, tertawa dan untuk melihatmu kembali bahagia karenaku.
Kalau saja masih ada waktu.
Untuk bisa memperbaiki segala kesalahanku padanya.
Dan aku berjanji padamu di sebuah ikrar yang menyambut kata cinta menjadi kata kita.
Kalau saja masih ada waktu.
Untukku bisa mengulang kembali cerita cinta kita dahulu.
Dan aku berharap tidak akan ada perpisahan lagi, kecuali satu yaitu di pisahkan maut.
Apakah aku berhak bahagia bersamamu ?
Apakah aku masih di izinkan mencintaimu?
Dan apakah aku bisa menjadi penghibur di saat kau jatuh tersungkur?
Namun, jawaban yang kudapat, berbeda sekali dengan apa yang telah kuharapkan selama ini.
Aku berharap kau tetap di sini.
Aku berharap kau bisa balik lagi seperti dahulu.
Dan aku berharap kau bisa melihat dan mendengar tulisan ini.
Meski bukan dari aku yang membacanya.
Teruntuk kamu yang telah menjadi tambatan hati ini bermukim.
Kuharap kau dan aku bisa kembali di lain musim.
Entah sebagai kekasihmu lagi atau sebagai sahabat yang selalu ada di saat aku terluka, suka dan bahagia.
Teruntuk kamu yang kini moksa dibalik indahnya fatamorgana.
Terimakasih atas beberapa bulan ke belakang.
Meskipun kini kita telah gagal mewujudkan kata selaras yang seharusnya.
Namun percayalah harapanku masih ada untukmu.
Aku masih ingat dan paham apa yang kau ucapkan dulu.
Katamu "Kita jalanin aja ya, apa yang seharusnya terjadi.
Aku masih ingat kita yang seperti dulu
Di mana kita saling bertukar cerita, dan kamu selalu bisa menjadi pendengar yang baik di saat kubercerita.
Aku masih ingat ketika kau katakan "Maaf ya atas segala kesalahanku yang mungkin tak sesuai apa yang kamu harap".
Dan akhirnya lagi-lagi harus kutelan kekecewaan di saat kamu bilang seperti itu.
Ya, kali ini aku terjatuh lagi.
Memikirkan bayangmu yang tak kunjung pergi. Lagi dan lagi kenangan itu seolah-olah di pertontonkan kembali.
Kali ini sosok penulis itu harus terjebak lagi melankolis.
Di saat kembali harus kulukis kenangan yang pernah buat hatiku teriris.
Dan mampu buat penulis seperti kuharus lupa menulis syair-syair bahagia.
Karena pada akhirnya aku harus sakit lagi dan lagi.
Teruntuk kamu seseorang yang masih kudambakan hadirnya.
Jika sekiranya hadirku tak bisa buatmu bahagia, maaf ya untuk kesekian kalinya
Meskipun aku tahu kita takkan pernah bisa kembali bersatu.
Maaf ya kali ini aku masih egois dengan rasaku terhadapmu yang masih mengharapkan hadirmu.
Karena sebenarnya aku masih rindukan kenangan itu.
Teruntuk kamu seseorang yang pernah menjadi tambatan hati.
Terimakasih ya sudah pernah singgah jadi bagian ceritaku.
Meskipun pada akhirnya dirimu dan aku hanya menjadi kisah antara aku dan kenangan.
Ku harap suatu saat nanti kamu bisa mendengar sebuah coretan ini untukmu.
Terimakasih pernah menjadi bagian dari hidupku dan pernah menjadi tokoh utama dalam sebagian puisiku.
Terimakasih ya dan maaf jika aku masih berharap lebih pada hubungan kita. Dan aku masih berharap, semoga selalu senantiasa kau bahagia, kuharap itu.
Karya : Riadi Komara
Tasikmalaya, 25 Agustus 2023
Komentar
Posting Komentar