Langsung ke konten utama

AKU DAN SEBUAH HARAPAN



Aku pernah bermimpi menjadi renjana, yang tetap tegar, meskipun keadaan membuatku tertampar dan sadar.

Aku pernah berharap menjadi pelangi, yang menghampirimu setelah hujan pergi. Meskipun harus bersembunyi di balik cakrawala.

Aku pernah hampir menyerah terhadap waktu yang terus menuntutku untuk terus kuat di balik pikiran yang sedang lemah.

Aku menyerah..

Aku kalah...

Dan aku kini telah pasrah, atas apa yang Tuhan berikan kepadaku.
Agar senantiasa aku mengingatnya.

Kalau saja masih ada hari selanjutnya untuk tetap bisa melihatmu tersenyum, tertawa dan untuk melihatmu kembali bahagia karenaku.

Kalau saja masih ada waktu.

Untuk bisa memperbaiki segala kesalahanku padanya.

Dan aku berjanji padamu di sebuah ikrar yang menyambut kata cinta menjadi kata kita.

Kalau saja masih ada waktu.

Untukku bisa mengulang kembali cerita cinta kita dahulu.

Dan aku berharap tidak akan ada perpisahan lagi, kecuali satu yaitu di pisahkan maut.

Aku pernah bertanya - tanya pada diriku.
Apakah aku berhak bahagia bersamamu ?
Apakah aku masih di izinkan mencintaimu?
Dan apakah aku bisa menjadi penghibur di saat kau jatuh tersungkur?

Namun, jawaban yang kudapat, berbeda sekali dengan apa yang telah kuharapkan selama ini.

Aku berharap kau tetap di sini.

Aku berharap kau bisa balik lagi seperti dahulu.

Dan aku berharap kau bisa melihat dan mendengar tulisan ini.

Meski bukan dari aku yang membacanya.

Teruntuk kamu yang telah menjadi tambatan hati ini bermukim.

Kuharap kau dan aku bisa kembali di lain musim.

Entah sebagai kekasihmu lagi atau sebagai sahabat yang selalu ada di saat aku terluka, suka dan bahagia.

Teruntuk kamu yang kini moksa dibalik indahnya fatamorgana.

Terimakasih atas beberapa bulan ke belakang.

Meskipun kini kita telah gagal mewujudkan kata selaras yang seharusnya.

Namun percayalah harapanku masih ada untukmu.

Aku masih ingat dan paham apa yang kau ucapkan dulu.

Katamu "Kita jalanin aja ya, apa yang seharusnya terjadi.

Aku masih ingat kita yang seperti dulu

Di mana kita saling bertukar cerita, dan kamu selalu bisa menjadi pendengar yang baik di saat kubercerita.

Aku masih ingat ketika kau katakan "Maaf ya atas segala kesalahanku yang mungkin tak sesuai apa yang kamu harap".

Dan akhirnya lagi-lagi harus kutelan kekecewaan di saat kamu bilang seperti itu.

Ya, kali ini aku terjatuh lagi.

Memikirkan bayangmu yang tak kunjung pergi. Lagi dan lagi kenangan itu seolah-olah di pertontonkan kembali.

Kali ini sosok penulis itu harus terjebak lagi melankolis.

Di saat kembali harus kulukis kenangan yang pernah buat hatiku teriris.

Dan mampu buat penulis seperti kuharus lupa menulis syair-syair bahagia.

Karena pada akhirnya aku harus sakit lagi dan lagi.

Teruntuk kamu seseorang yang masih kudambakan hadirnya.

Jika sekiranya hadirku tak bisa buatmu bahagia, maaf ya untuk kesekian kalinya 

Meskipun aku tahu kita takkan pernah bisa kembali bersatu.

Maaf ya kali ini aku masih egois dengan rasaku terhadapmu yang masih mengharapkan hadirmu.

Karena sebenarnya aku masih rindukan kenangan itu.

Teruntuk kamu seseorang yang pernah menjadi tambatan hati.

Terimakasih ya sudah pernah singgah jadi bagian ceritaku.

Meskipun pada akhirnya dirimu dan aku hanya menjadi kisah antara aku dan kenangan.

Ku harap suatu saat nanti kamu bisa mendengar sebuah coretan ini untukmu.

Terimakasih pernah menjadi bagian dari hidupku dan pernah menjadi tokoh utama dalam sebagian puisiku.

Terimakasih ya dan maaf jika aku masih berharap lebih pada hubungan kita. Dan aku masih berharap, semoga selalu senantiasa kau bahagia, kuharap itu.


Goresan pena
Karya : Riadi Komara
Tasikmalaya, 25 Agustus 2023

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Seandainya Saja

Seandainya saja kamu mengerti, bahwa setiap perkataan adalah doa dan setiap perbuatan akan ada balasan. Termasuk menyakiti hati yang sedang berusaha membahagiakan. Seandainya saja kamu pun tahu, bahwa sudah seharusnya kau berubah jadi versi terbaikmu, meski kata itu sekarang bukan untuk diriku. Tapi kuharap tiada lagi korban dari permainanmu. Seandainya saja kamu mengingat, di mana masa lalu masih melekat dengan erat. Waktu itu kamu dan aku bertemu di tempat sepi yang kuberi nama ruang rindu. Hingga akhirnya kita saling mengenal. Meskipun akhirnya cerita kita belum sempat selesai. Seandainya saja kamu pernah merasakan apa yang aku rasakan sekarang, tentang kenangan yang harus kembali hilang. Meskipun akhirnya, di sini aku yang lagi-lagi tersakiti. Seandainya saja kamu bisa jadi aku. Untuk merasakan sakit yang aku rasa karenamu. Tentang seseorang yang selalu menangis, karena orang yang aku cinta, begitu tega menikam dan bertingkah sangat sadis. Seandainya kamu mengerti diamku. Bukan ber...

Senja yang Cemburu

Senja yang Cemburu Pada gemintang yang merayu Memeluk senja begitu syahdu Mencintai adalah tentang rasa Pertemuan kita ibaratkan cinta Bayang semu seperti kata ikatan  Genggaman tangan seolah menjauh  Senyum dan tawamu sebuah saksi  Kata merelakan tidak pernah ada  Yang ada hanya sisa cemburu Perihal rasa yang tak bertemu Apakah kamu pernah melihat  Kumbang yang tak bersayap ia begitu pesakitan dengan lukanya,  selayaknya seorang kekasih  yang kehilangan pelukan hangat cinta Andai semuanya masih sama  Mungkin tempat ini akan berbeda Tidak lagi terkutuk pada kesendirian. Indie Sunandri, 2023

RASAKU

Hariku indah, ketika kicauan burung menyapa merdu di telinga. Ketika hujan terang, muncul lah pelangi. Ketika kamu menyapaku dengan puisi. Yang berkedok pengagum rahasia.  Lucunya cerita itu jika kuingat-ingat..  Dan lebih lucunya aku tak merasa kalau puisi yang kamu tulis ditujukan untukku. Yahh... Bisa di bilang aku makhluk yang tak peka..   Padahal kamu tak tahu di hati ini berharap. Kapan ya, aku punya pengagum rahasia? Kapan ya, aku dibuatin puisi romantis? Kataku dalam hati..  Perkenalan tanpa sengaja  Ocehan yang tak berfaedah Gurauan yang sangat receh Itu saja sudah berkesan..  Apalagi sekarang saat kita berbincang via suara..  Tanpa kita sadari dari musibah  Kita semakin dekat dan melekat Semakin berhasrat dan memikat. Rasa yang semakin besar berkobar Tanpa sadar cinta kita pun semakin mekar. Wahai tuan Kau tahu rasaku semakin tak karuan Jiwaku tak beraturan, karena cintamu bikin aku kecanduan Aku tersesat dengan cintamu Aku terbuai ...