Pada rangkaian cerita yang bermuara di ujung kekecewaan
Aku mengutuk segala yang baik tentang sebuah kalimat yang sering manusia gaungkan "Ayah adalah cinta pertama putri kecilnya." Kalimat itu hanyalah bualan, juga mengada-ngada.
Tak terkecuali, untuk mereka yang beruntung.
Mungkin cinta dari seorang Ayah tetap akan menjadi yang termewah dan berharga, bagi kita yang masih berharap
Tapi sepertinya harapan itu. Hanyalah sebuah mimpi di siang bolong
Tak akan pernah ada, dan menjadi milikku
Mungkin aku adalah salah satu manusia yang tidak beruntung, ketika di lahirkan di dunia ini
Rasanya selalu ingin marah dan menyalahkan takdir Tuhan
Saat figur seorang Ayah, yang seharusnya menjadi cinta pertama putri kecilnya
Justru malah menjadi alasan patah hati terhebatnya
Bahkan aku terlalu lenggana untuk memanggilnya sebagai Ayah
"Mengapa harus kau yang menjadi Ayahku!
Aku benci, ketika aku harus memanggilmu sebagai Ayah
Berkali-kali kau hancurkan hatiku, berkali-kali juga kau patahkan kepercayaan Ibu
Bu... kulihat rumah tak lagi ramah untuk menyambut bahagia
Derai-derai luka berhamburan dimana-mana. Kulihat, tembok-tembok pemisah itu semakin meninggi. Ayah tersesat
Kita kehilangan romansa, Ayah menghancurkan segalanya
Pikiran kita masih mencari jawaban dengan logika B
Tapi Tuhan seolah bungkam. Dan mengizinkan semuanya terjadi
Jiwa kita menerka-nerka dengan rasa
Hati kita masih memelas dengan cinta
Walau nyaris lengang, ditelan durjana
Mahligai keluarga kita terkoyak!
Bapak semakin beringas dengan semua egonya
Ayah serupa algojo di dalam hidup kita. Hati yang ditikamnya, dan karakter yang di bunuhnya
Bu... Putri manismu ini, di dalam dirinya masih bersemayam anak kecil yang butuh pelukan dari Ayahnya
Mengapa perasaan kita untuk di mengerti tidak penting lagi baginya Bu?
Ayah sudah sangat berubah
Ia kehilangan jati dirinya Bu
Kita semua dipaksa untuk mandiri
Sebab dimanja sudah tak pernah pantas lagi bagi kita
Selalu dipaksa untuk menerima, dan mengikuti semua keinginan egonya
Padahal hati kita sudah begitu patah
Ia masih hidup, tapi perannya sebagai seorang Ayah telah lama mati!
25/08/23
Karya : Lingga Annar
Komentar
Posting Komentar