Langsung ke konten utama

BOLEHKAH AKU EGOIS UNTUK INI?

 



Aku tidak ingin menjadi seseorang, yang hanya bisa mengagumimu secara diam-diam.

Setiap orang berhak memperjuangkan perihal apapun yang dia inginkan.

Setiap orang juga layak, memilih kepada siapa ia menjatuhkan hatinya.

Kau juga setujukan untuk ini?


Jadi salahkah aku, ketika aku memilihmu sebagai tujuan. Bukan hanya untuk di kagumi saja.

Aku selalu ingin membersamaimu, di dalam hari-hariku.

Bukan untuk menjadi seseorang yang hanya bisa mengamatimu diam-diam, jauh di ujung sana.

Bukan hanya untuk sekadar menunggumu menghubungiku.

Kemudian hilang setelahnnya.


Meski hadirku bukan yang pertama.

Aku tidak peduli. 

Yang aku tahu, kau selalu menjadi bagian teratas dalam pencarianku.

Rasanya seperti ada daya magis tersendiri.

Yang membuatku sulit untuk berhenti memikirkanmu.

Benar. Aku telah jauh tenggelam, dalam sekebat rasa yang ku genggam sendirian.


Duniamu terlalu ramai, ada banyak jendela rindu yang memanggilmu masuk untuk bertamu.

Tapi pintu masuk mendapatimu hanya satu. Dan kuncinya ada pada dia yang kau percayai.

Dia yang telah kau pilih, jauh sebelum aku hadir di hidupmu.


Seseorang yang juga mencintaimu tak kalah hebatnya, dengan cinta yang kupunya.

Sering aku di pertemukan pada situasi yang sangat menyebalkan, di saat cemburuku menjalar, hanya bisa membuatku diam tak bersuara.

Aku tak berhak sedikitpun. Bahkan untuk mencuri perhatian darimu, agar kau tahu. Tentang apapun yang sedang membuatku gelisah.


Tak apa, tetaplah seperti itu.

Aku hanya ingin egois, menyimpan perasaan ini diam-diam.

Kau tak perlu khawatir.

Aku bukanlah seseorang yang menghalalkan segala cara untuk mendapatkan sesuatu yang sangat kuinginkan.

Dan tak pernah sekalipun terbesit di dalam pikiranku, untuk menjadi orang ketiga di dalam suatu hubungan.


Aku hanya ingin egois, untuk menjadikanmu satu-satunya yang kuharapkan di dalam doaku.

Walaupun ada dia, yang juga merapalkan segala yang baik untukmu.

Mungkin aku memang bodoh, memilihmu sebagai satu-satunya. Mungkin ini terlihat konyol mencintai seseorang yang sudah bahagia. Yang bukan aku tokoh utama di dalam ceritanya.

Aku menikmati semua ini, meski hanya luka yang kuterima

Bukan apa-apa, itu hal yang biasa.


Aku masih tahu caranya bertanggung jawab atas pilihanku mencintaimu.

Sehingga aku tak pernah menyalahkan siapapun. Tetaplah seperti itu.

Jangan risau mengenai hatiku.

Biarkan perasaan ini tetap tumbuh.

Kau tak perlu berharap ada seseorang yang menyadarkan ku, untuk berhenti mengharapkanmu. 

jika memang sudah waktunya. Perasaan ini juga akan mati dengan sendirinya. 


Tapi jika kelak, perasaan ini masih ada untukmu. Dan cerita kalian telah selesai. Mungkin aku akan lebih banyak merayu Tuhan agar Dia mengabulkan semua doaku tentangmu yang tunggal menjadi jamak. 

Dan aku bisa memilikimu seutuhnya. Bukan hanya angan, juga harapan semu yang berbiaskan fatamorgana. Semoga saja.


Untuk saat ini, silahkan lanjutkan perjalananmu.

Tetaplah paripurna dengan sentosa. Untuk cinta yang kau dekap saat ini.



20/08/2023

Lingga Annar

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Seandainya Saja

Seandainya saja kamu mengerti, bahwa setiap perkataan adalah doa dan setiap perbuatan akan ada balasan. Termasuk menyakiti hati yang sedang berusaha membahagiakan. Seandainya saja kamu pun tahu, bahwa sudah seharusnya kau berubah jadi versi terbaikmu, meski kata itu sekarang bukan untuk diriku. Tapi kuharap tiada lagi korban dari permainanmu. Seandainya saja kamu mengingat, di mana masa lalu masih melekat dengan erat. Waktu itu kamu dan aku bertemu di tempat sepi yang kuberi nama ruang rindu. Hingga akhirnya kita saling mengenal. Meskipun akhirnya cerita kita belum sempat selesai. Seandainya saja kamu pernah merasakan apa yang aku rasakan sekarang, tentang kenangan yang harus kembali hilang. Meskipun akhirnya, di sini aku yang lagi-lagi tersakiti. Seandainya saja kamu bisa jadi aku. Untuk merasakan sakit yang aku rasa karenamu. Tentang seseorang yang selalu menangis, karena orang yang aku cinta, begitu tega menikam dan bertingkah sangat sadis. Seandainya kamu mengerti diamku. Bukan ber...

RASAKU

Hariku indah, ketika kicauan burung menyapa merdu di telinga. Ketika hujan terang, muncul lah pelangi. Ketika kamu menyapaku dengan puisi. Yang berkedok pengagum rahasia.  Lucunya cerita itu jika kuingat-ingat..  Dan lebih lucunya aku tak merasa kalau puisi yang kamu tulis ditujukan untukku. Yahh... Bisa di bilang aku makhluk yang tak peka..   Padahal kamu tak tahu di hati ini berharap. Kapan ya, aku punya pengagum rahasia? Kapan ya, aku dibuatin puisi romantis? Kataku dalam hati..  Perkenalan tanpa sengaja  Ocehan yang tak berfaedah Gurauan yang sangat receh Itu saja sudah berkesan..  Apalagi sekarang saat kita berbincang via suara..  Tanpa kita sadari dari musibah  Kita semakin dekat dan melekat Semakin berhasrat dan memikat. Rasa yang semakin besar berkobar Tanpa sadar cinta kita pun semakin mekar. Wahai tuan Kau tahu rasaku semakin tak karuan Jiwaku tak beraturan, karena cintamu bikin aku kecanduan Aku tersesat dengan cintamu Aku terbuai ...

Senja yang Cemburu

Senja yang Cemburu Pada gemintang yang merayu Memeluk senja begitu syahdu Mencintai adalah tentang rasa Pertemuan kita ibaratkan cinta Bayang semu seperti kata ikatan  Genggaman tangan seolah menjauh  Senyum dan tawamu sebuah saksi  Kata merelakan tidak pernah ada  Yang ada hanya sisa cemburu Perihal rasa yang tak bertemu Apakah kamu pernah melihat  Kumbang yang tak bersayap ia begitu pesakitan dengan lukanya,  selayaknya seorang kekasih  yang kehilangan pelukan hangat cinta Andai semuanya masih sama  Mungkin tempat ini akan berbeda Tidak lagi terkutuk pada kesendirian. Indie Sunandri, 2023