Langsung ke konten utama

CINTA TERHALANG BUKU NIKAH

 


L :  Pada suatu malam.

Disebuah cerita senandika masa silam

Dia temukan suatu hikayat begitu kejam

Menceritakan pahitnya luka yang kini terbungkam.


Laki - laki itu harus bermuram

Dalam cinta yang harus selalu terpendam

Membisu dalam sebuah diam.

Pada kisah elegi yang kini menjadi memoriam.


P : Pada suatu kesunyian 

Disebuah cerita rumah tak bertuan

Dia temukan coretan tentang kesepian

Menceritakan pahitnya rasa kesendirian.


Wanita itu harus menahan kesakitan.

Bersama sebuah suara disertai jeritan.

Berteriak mengisi sebuah kekosongan

Pada sebuah semiotika kehancuran.



L : Wahai wanita yang sampai saat ini menjadi akasnya pertautan.

Masihkah terbesit di pikiran ?

Tentang hadirku yang pernah menjadi kenangan.


P : Apa maksudmu tuan ?

Aku tak mengerti apa yang engkau bicara kan.


L : Tahukah engkau puan.

Aku disini masih mencintaimu dalam kesendirian.

Pernahkah terbesit dihatimu bahwasannya aku masih mencintaimu puan.


P : Hahaha laki - laki.

Pandai sekali menanamkan janji 


L : Janji ?


P : Ya janji, kau dahulu berjanji akan menemuiku di rumahku ini.

Tapi apa yang ku jumpai ?

Hanya sebuah kabar yang kini buat hatiku rasakan nyeri.


L : Mengapa kau jawab seperti itu puan ?


P : Beginilah laki - laki tak pernah sadar akan kesalahannya sendiri.


L : Tidak usah berbelit puan.

Jabarkan saja sejelasnya.

Jangan kau berikan sebuah teka teki yang harus ku pecahkan.


P : Disini ku tahu sebesar itu cintamu.


L : Apa maksudmu ?


P : Cukup tuan, jangan lagi kau bilang cinta.

Jika dirimu saja mudah menyerah mengartikan sebuah ucapan yang ku katakan.

Sesungguhnya orang yang mencintai akan berusaha sekuat mungkin untuk mencari tahu, bagaimana caranya membuat wanita sepertiku bisa luluh atas cinta yang kau katakan itu.

Karena aku sudah tak butuh lagi sekedar ucapan, yang ku mau adalah pembuktian.



L : Apa yang harus ku lakukan untuk menunjukan bukti cintaku itu puan ?


P : Jadilah dirimu sendiri.


L : Aku sudah menjadi diriku sendiri 



P : Kau telah lupa diri tuan


L : Lupa diri apa maksudmu ?


P : Lihat siapa dirimu ?

Kau sudah tak lagi sendiri seperti dulu.

Kau sudah bukan kekasihku melainkan kekasih halal wanita lain.


L : Tapi aku menikah dengannya bukan atas dasar rasa cinta.


P : Hahahaha, Itulah lelaki.

Kau bilang bukan atas dasar rasa cinta tapi kau memiliki buah cinta kau dengannya.

Sudahlah tuan aku muak mendengar ucapan yang terlontar darimu.

Sebab hanya diisi janji, janji, dan janji tanpa ada pembuktian nyata darimu.


L : Lantas aku membuktikannya harus seperti apa ?


P : Berhentilah melukai wanita yang sedang bersamamu.

Aku wanita, dia juga wanita.

Jika kamu memang mencintaiku, simpan rasa cintamu itu dan belajarlah mencintai siapa yang sekarang bersamamu.

Karena mau se bebal apapun dirimu memaksakan kehendak hubungan kita akan tetap terhalang buku pernikahan.



L : Baik jika itu bisa jadi pembuktian rasa cintaku padamu.

Maaf jika aku masih mengharapkanmu puan.

Aku pamit, biarkan ku kubur rasa ini dalam diam.



P : Itu akan lebih baik tuan.




"Sebuah kisah cinta yang harus terhalang buku nikah".




_Coretan sampah_

_Riadi komara_

_Tasikmalaya, 18 Agustus 2023_

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Seandainya Saja

Seandainya saja kamu mengerti, bahwa setiap perkataan adalah doa dan setiap perbuatan akan ada balasan. Termasuk menyakiti hati yang sedang berusaha membahagiakan. Seandainya saja kamu pun tahu, bahwa sudah seharusnya kau berubah jadi versi terbaikmu, meski kata itu sekarang bukan untuk diriku. Tapi kuharap tiada lagi korban dari permainanmu. Seandainya saja kamu mengingat, di mana masa lalu masih melekat dengan erat. Waktu itu kamu dan aku bertemu di tempat sepi yang kuberi nama ruang rindu. Hingga akhirnya kita saling mengenal. Meskipun akhirnya cerita kita belum sempat selesai. Seandainya saja kamu pernah merasakan apa yang aku rasakan sekarang, tentang kenangan yang harus kembali hilang. Meskipun akhirnya, di sini aku yang lagi-lagi tersakiti. Seandainya saja kamu bisa jadi aku. Untuk merasakan sakit yang aku rasa karenamu. Tentang seseorang yang selalu menangis, karena orang yang aku cinta, begitu tega menikam dan bertingkah sangat sadis. Seandainya kamu mengerti diamku. Bukan ber...

RASAKU

Hariku indah, ketika kicauan burung menyapa merdu di telinga. Ketika hujan terang, muncul lah pelangi. Ketika kamu menyapaku dengan puisi. Yang berkedok pengagum rahasia.  Lucunya cerita itu jika kuingat-ingat..  Dan lebih lucunya aku tak merasa kalau puisi yang kamu tulis ditujukan untukku. Yahh... Bisa di bilang aku makhluk yang tak peka..   Padahal kamu tak tahu di hati ini berharap. Kapan ya, aku punya pengagum rahasia? Kapan ya, aku dibuatin puisi romantis? Kataku dalam hati..  Perkenalan tanpa sengaja  Ocehan yang tak berfaedah Gurauan yang sangat receh Itu saja sudah berkesan..  Apalagi sekarang saat kita berbincang via suara..  Tanpa kita sadari dari musibah  Kita semakin dekat dan melekat Semakin berhasrat dan memikat. Rasa yang semakin besar berkobar Tanpa sadar cinta kita pun semakin mekar. Wahai tuan Kau tahu rasaku semakin tak karuan Jiwaku tak beraturan, karena cintamu bikin aku kecanduan Aku tersesat dengan cintamu Aku terbuai ...

Senja yang Cemburu

Senja yang Cemburu Pada gemintang yang merayu Memeluk senja begitu syahdu Mencintai adalah tentang rasa Pertemuan kita ibaratkan cinta Bayang semu seperti kata ikatan  Genggaman tangan seolah menjauh  Senyum dan tawamu sebuah saksi  Kata merelakan tidak pernah ada  Yang ada hanya sisa cemburu Perihal rasa yang tak bertemu Apakah kamu pernah melihat  Kumbang yang tak bersayap ia begitu pesakitan dengan lukanya,  selayaknya seorang kekasih  yang kehilangan pelukan hangat cinta Andai semuanya masih sama  Mungkin tempat ini akan berbeda Tidak lagi terkutuk pada kesendirian. Indie Sunandri, 2023