Langsung ke konten utama

Dear Diary (FASE PENDEWASAAN DIRI)



Hidup adalah sebuah petualangan.

Tentang bagaimana cara kita mencapai sebuah angan.

Perihal bagaimana kita berjalan untuk meraih sebuah harapan.

Dan juga bagaimana kita menerima sebuah kata perpisahan.


Semakin kita beranjak dewasa, kita akan sering di hadapkan berbagai cerita problematika.

Akan dilibatkan bermacam bentuk sandyakala.

Yang pada akhirnya akan mengantar kita menuju gerbang amerta.

Soal akan menjadi apa berikutnya, hanya tuhanlah yang mengetahui semuanya.


Menjadi dewasa itu melelahkan 

Dimana di fase itu, kita harus belajar ikhlas perihal kehilangan.

Tapi bu, anak kecilmu kali ini telah gagal.

Harus terus-terusan di pecundangi dunia.

Bahkan aku sampai lupa, kapan terakhir kalinya aku bisa tersenyum.

Hadirnya mahluk kecil bernama perasaan ini, acap kali buat aku menangis.

Padahal sebenarnya masalah percintaan hanya sebagaian kecil dari permasalahan di kehidupan.


Ya, itulah cinta, kekuatannya mampu menerabas batas cakrawala, meruntuhkan dinding nabastala, serta menanduskan hamparan segara.

Aku lupa kapan terakhir kalinya bahagia.

Bahkan di suatu keadaan pernah terbesit pertanyaan pertanyaan di kepala.

Kayaknya enak ya jadi anak kecil lagi ?

Kenapa sih harus jadi dewasa ?

Jika menjadi anak kecil tuh bahagia.

Kenapa sih harus mengenal perasaan ?

Jika tak mengenal perasaan kita menyenangkan.

Apakah kalian pernah mengalami fase seperti saya ?

Mungkin semua orang pernah mengalaminya.


Karena sejatinya manusia adalah petualang, dunia adalah tempat kita berpetualang, dan hidup adalah petualangan.

Mau tidak mau, siap ataupun tidak siap, pada akhirnya kita akan di hadapkan pada fase pendewasaan juga. Tinggal bagaimana cara kita bertahan hidup.

Meskipun tanpa bisa kita pungkiri, titik lelah memang akan selalu ada.

Terlebih lagi jika kita harus berada di fase kehilangan.

Bagaimana tidak, ibu yang biasanya menemani saat ku lelah, mendengarkan segala keluh kesah tentang kegagalan, kini harus kembali ke pangkuan sang pencipta.

Kejadian itu adalah tamparan terkeras menurut saya, bagaimana tidak kehilangan ibu, dimana selalu menjadi tempat kita menangis saat putus cinta, tempat kita tertidur saat kita lelah, itu adalah hal wajar jika kita akan merasa hampa.

Namun bagaimanapun hidup harus tetap kita syukuri, karena sejatinya kita semua juga akan bertemu di keadaan dimana kita bisa beristirahat panjang.


_Ditulis oleh Riadi komara_


_Tasikmalaya, 28 Juli 2023_

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Seandainya Saja

Seandainya saja kamu mengerti, bahwa setiap perkataan adalah doa dan setiap perbuatan akan ada balasan. Termasuk menyakiti hati yang sedang berusaha membahagiakan. Seandainya saja kamu pun tahu, bahwa sudah seharusnya kau berubah jadi versi terbaikmu, meski kata itu sekarang bukan untuk diriku. Tapi kuharap tiada lagi korban dari permainanmu. Seandainya saja kamu mengingat, di mana masa lalu masih melekat dengan erat. Waktu itu kamu dan aku bertemu di tempat sepi yang kuberi nama ruang rindu. Hingga akhirnya kita saling mengenal. Meskipun akhirnya cerita kita belum sempat selesai. Seandainya saja kamu pernah merasakan apa yang aku rasakan sekarang, tentang kenangan yang harus kembali hilang. Meskipun akhirnya, di sini aku yang lagi-lagi tersakiti. Seandainya saja kamu bisa jadi aku. Untuk merasakan sakit yang aku rasa karenamu. Tentang seseorang yang selalu menangis, karena orang yang aku cinta, begitu tega menikam dan bertingkah sangat sadis. Seandainya kamu mengerti diamku. Bukan ber...

RASAKU

Hariku indah, ketika kicauan burung menyapa merdu di telinga. Ketika hujan terang, muncul lah pelangi. Ketika kamu menyapaku dengan puisi. Yang berkedok pengagum rahasia.  Lucunya cerita itu jika kuingat-ingat..  Dan lebih lucunya aku tak merasa kalau puisi yang kamu tulis ditujukan untukku. Yahh... Bisa di bilang aku makhluk yang tak peka..   Padahal kamu tak tahu di hati ini berharap. Kapan ya, aku punya pengagum rahasia? Kapan ya, aku dibuatin puisi romantis? Kataku dalam hati..  Perkenalan tanpa sengaja  Ocehan yang tak berfaedah Gurauan yang sangat receh Itu saja sudah berkesan..  Apalagi sekarang saat kita berbincang via suara..  Tanpa kita sadari dari musibah  Kita semakin dekat dan melekat Semakin berhasrat dan memikat. Rasa yang semakin besar berkobar Tanpa sadar cinta kita pun semakin mekar. Wahai tuan Kau tahu rasaku semakin tak karuan Jiwaku tak beraturan, karena cintamu bikin aku kecanduan Aku tersesat dengan cintamu Aku terbuai ...

Senja yang Cemburu

Senja yang Cemburu Pada gemintang yang merayu Memeluk senja begitu syahdu Mencintai adalah tentang rasa Pertemuan kita ibaratkan cinta Bayang semu seperti kata ikatan  Genggaman tangan seolah menjauh  Senyum dan tawamu sebuah saksi  Kata merelakan tidak pernah ada  Yang ada hanya sisa cemburu Perihal rasa yang tak bertemu Apakah kamu pernah melihat  Kumbang yang tak bersayap ia begitu pesakitan dengan lukanya,  selayaknya seorang kekasih  yang kehilangan pelukan hangat cinta Andai semuanya masih sama  Mungkin tempat ini akan berbeda Tidak lagi terkutuk pada kesendirian. Indie Sunandri, 2023