Hidup adalah sebuah petualangan.
Tentang bagaimana cara kita mencapai sebuah angan.
Perihal bagaimana kita berjalan untuk meraih sebuah harapan.
Dan juga bagaimana kita menerima sebuah kata perpisahan.
Semakin kita beranjak dewasa, kita akan sering di hadapkan berbagai cerita problematika.
Akan dilibatkan bermacam bentuk sandyakala.
Yang pada akhirnya akan mengantar kita menuju gerbang amerta.
Soal akan menjadi apa berikutnya, hanya tuhanlah yang mengetahui semuanya.
Menjadi dewasa itu melelahkan
Dimana di fase itu, kita harus belajar ikhlas perihal kehilangan.
Tapi bu, anak kecilmu kali ini telah gagal.
Harus terus-terusan di pecundangi dunia.
Bahkan aku sampai lupa, kapan terakhir kalinya aku bisa tersenyum.
Hadirnya mahluk kecil bernama perasaan ini, acap kali buat aku menangis.
Padahal sebenarnya masalah percintaan hanya sebagaian kecil dari permasalahan di kehidupan.
Ya, itulah cinta, kekuatannya mampu menerabas batas cakrawala, meruntuhkan dinding nabastala, serta menanduskan hamparan segara.
Aku lupa kapan terakhir kalinya bahagia.
Bahkan di suatu keadaan pernah terbesit pertanyaan pertanyaan di kepala.
Kayaknya enak ya jadi anak kecil lagi ?
Kenapa sih harus jadi dewasa ?
Jika menjadi anak kecil tuh bahagia.
Kenapa sih harus mengenal perasaan ?
Jika tak mengenal perasaan kita menyenangkan.
Apakah kalian pernah mengalami fase seperti saya ?
Mungkin semua orang pernah mengalaminya.
Karena sejatinya manusia adalah petualang, dunia adalah tempat kita berpetualang, dan hidup adalah petualangan.
Mau tidak mau, siap ataupun tidak siap, pada akhirnya kita akan di hadapkan pada fase pendewasaan juga. Tinggal bagaimana cara kita bertahan hidup.
Meskipun tanpa bisa kita pungkiri, titik lelah memang akan selalu ada.
Terlebih lagi jika kita harus berada di fase kehilangan.
Bagaimana tidak, ibu yang biasanya menemani saat ku lelah, mendengarkan segala keluh kesah tentang kegagalan, kini harus kembali ke pangkuan sang pencipta.
Kejadian itu adalah tamparan terkeras menurut saya, bagaimana tidak kehilangan ibu, dimana selalu menjadi tempat kita menangis saat putus cinta, tempat kita tertidur saat kita lelah, itu adalah hal wajar jika kita akan merasa hampa.
Namun bagaimanapun hidup harus tetap kita syukuri, karena sejatinya kita semua juga akan bertemu di keadaan dimana kita bisa beristirahat panjang.
_Ditulis oleh Riadi komara_
_Tasikmalaya, 28 Juli 2023_
Komentar
Posting Komentar