Langsung ke konten utama

DEAR DIARY (TERIMA KASIH SUDAH TETAP KUAT SEJAUH INI)



Lelah, letih, dan lesu.

Mungkin ini fase yang sedang saya rasakan sekarang.

Bukan perihal cinta, bukan perihal drama - drama yang ada di layar virtual.

Tapi tentang hidup yang selalu monoton.

Stak disatu titik terkadang bikin saya jenuh. Dan ujung - ujungnya buat saya kembali terjatuh. Semenjak vonis tentang saya yang dilayangkan dokter waktu itu, juga menjadi salah satu penyebab yang saat ini bikin saya merasa terjatuh.

Apalagi sedari kecil saya tak pernah merasakan apa itu kasih sayang orang tua kandung.


Huhhh, saya tak pernah menginginkan harta yang mungkin sebagian orang harapkan, karena di fase sekarang ini saya hanya butuh suatu hal sederhana, yaitu sebuah perhatian dan kasih sayang dari orang tua.

Mungkin sebagian orang memandang saya seperti tanpa beban, bebas tertawa seperti tidak ada derita yang di pikul.

Namun jika kalian rasakan jadi saya, rasanya lelah dan sangat sering saya ingin menyerah.

Ya, pikiran - pikiran itu terkadang muncul di kepala saya.

Bahkan tak jarang saya bertanya - tanya terhadap diri saya.

Saya layak tidak sih hidup di dunia ?

Saya layak tidak sih berada di sini ?

Pikiran itu sering kali muncul di kepala saya saat ini.


Namun apapun yang saya rasakan sekarang dan saya ceritakan di tulisan ini sekarang, hanya menjadi asupan bacaan semata. Dan kalau pun ada seseorang yang menyadari, itu hanya menumbuhkan empati sesaat yang seketika bisa menghilang begitu cepat.

Yang saya hanya bisa lakukan sekarang adalah tetap jalanin apa yang sudah tuhan tetapkan. Karena semua hanya suatu hal yang percuma, jika saya terus - terusan mikirin hal - hal yang hanya bikin saya semakin terpuruk.


Teruntuk raga dan pikiran ku

Tetap semangat ya

Ketahuilah tuhan tak pernah meninggalkanmu.

Semua ini hanya perihal waktu yang menentukan garis jalan hidupmu.

Terimakasih sudah tetap kuat sejauh ini.



Coretan sampah

Riadi komara

Tasikmalaya, 21 Agustus 2023

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Seandainya Saja

Seandainya saja kamu mengerti, bahwa setiap perkataan adalah doa dan setiap perbuatan akan ada balasan. Termasuk menyakiti hati yang sedang berusaha membahagiakan. Seandainya saja kamu pun tahu, bahwa sudah seharusnya kau berubah jadi versi terbaikmu, meski kata itu sekarang bukan untuk diriku. Tapi kuharap tiada lagi korban dari permainanmu. Seandainya saja kamu mengingat, di mana masa lalu masih melekat dengan erat. Waktu itu kamu dan aku bertemu di tempat sepi yang kuberi nama ruang rindu. Hingga akhirnya kita saling mengenal. Meskipun akhirnya cerita kita belum sempat selesai. Seandainya saja kamu pernah merasakan apa yang aku rasakan sekarang, tentang kenangan yang harus kembali hilang. Meskipun akhirnya, di sini aku yang lagi-lagi tersakiti. Seandainya saja kamu bisa jadi aku. Untuk merasakan sakit yang aku rasa karenamu. Tentang seseorang yang selalu menangis, karena orang yang aku cinta, begitu tega menikam dan bertingkah sangat sadis. Seandainya kamu mengerti diamku. Bukan ber...

RASAKU

Hariku indah, ketika kicauan burung menyapa merdu di telinga. Ketika hujan terang, muncul lah pelangi. Ketika kamu menyapaku dengan puisi. Yang berkedok pengagum rahasia.  Lucunya cerita itu jika kuingat-ingat..  Dan lebih lucunya aku tak merasa kalau puisi yang kamu tulis ditujukan untukku. Yahh... Bisa di bilang aku makhluk yang tak peka..   Padahal kamu tak tahu di hati ini berharap. Kapan ya, aku punya pengagum rahasia? Kapan ya, aku dibuatin puisi romantis? Kataku dalam hati..  Perkenalan tanpa sengaja  Ocehan yang tak berfaedah Gurauan yang sangat receh Itu saja sudah berkesan..  Apalagi sekarang saat kita berbincang via suara..  Tanpa kita sadari dari musibah  Kita semakin dekat dan melekat Semakin berhasrat dan memikat. Rasa yang semakin besar berkobar Tanpa sadar cinta kita pun semakin mekar. Wahai tuan Kau tahu rasaku semakin tak karuan Jiwaku tak beraturan, karena cintamu bikin aku kecanduan Aku tersesat dengan cintamu Aku terbuai ...

Senja yang Cemburu

Senja yang Cemburu Pada gemintang yang merayu Memeluk senja begitu syahdu Mencintai adalah tentang rasa Pertemuan kita ibaratkan cinta Bayang semu seperti kata ikatan  Genggaman tangan seolah menjauh  Senyum dan tawamu sebuah saksi  Kata merelakan tidak pernah ada  Yang ada hanya sisa cemburu Perihal rasa yang tak bertemu Apakah kamu pernah melihat  Kumbang yang tak bersayap ia begitu pesakitan dengan lukanya,  selayaknya seorang kekasih  yang kehilangan pelukan hangat cinta Andai semuanya masih sama  Mungkin tempat ini akan berbeda Tidak lagi terkutuk pada kesendirian. Indie Sunandri, 2023