Dear diary ( Dariku anak yang kau telantarkan )
Kalau boleh cerita jujur
Saya adalah anak yang dilahirkan prematur
Tepat pada awal tahun 2000 aku di lahirkan ke dunia
Dengan berbagai rentetan kisah yang sebenarnya tidak mau saya ceritakan.
Karena bagi saya itu adalah kisah terkelam yang sampai saat ini tak bisa saya terima.
Bagaimana tidak, orang tua yang harusnya menjadi pelindung anaknya, justru menelantarkan anaknya di tengah kesendirian.
Ayah saya pergi karena perselingkuhan.
Tepat hari pertama saya dilahirkan.
Ketika itu dia menyangkal bahwa telah melakukan perselingkuhan.
Sampai sampai pada saat saya masih di dalam kandungan, ibu saya mengeluarkan sumpah yang sangat menyakitkan.
Katanya "Kalau kamu memang tidak melakukan perselingkuhan, maka anak yang lahir dalam kandungan ini akan lahir secara normal, tapi kalau kamu melakukan perselingkuhan, maka anak yang lahir pada kandungan ini tidak akan lahir secara normal".
Dan benar, saya dilahirkan dengan keadaan tidak normal. Dari semenjak proses lahiran, saya lahir dengan tidak normal seperti proses lahiran biasanya.
Ditambah lagi dengan keadaan fisik yang tidak normal pula, dengan kedua jemari manis dan kelingking sebelah kanan saya yang seperti kaki ayam. Juga telinga sebelah kanan saya yang cenderung menampakan kecacatan pula.
Melihat kejadian itu, tepat sekali pas saya dilahirkan kedunia, ayah saya pergi melarikan diri. Karena dia cenderung malu untuk mengakui kesalahannya.
Akhirnya dia lari tanpa pernah saya lihat sampai kini.
Jadi jika orang orang bertanya perihal kenapa saya bisa seperti sekarang ini.
Ya dasar utama yang bisa jawab karena broken home.
Mungkin banyak orang menilai saya hanya sepintas saja.
Tanpa pernah mau mengenal saya secara detailnya.
Disini siapa sih sebenarnya yang mau di telantarkan ?
Bahkan kalau boleh saya milih.
Saya memilih untuk tidak dilahirkan kedunia.
Saya memilih untuk tidak jadi anak mereka.
Memang pikiran saya cenderung egois.
Ya beginilah saya orangnya
Karena sakit yang amat parah.
Bahkan pukulan terberat saya adalah ketika saya tahu. saya mengidap penyakit leukimia.
Dan kata dokter umur saya cuma divonis sampai umur 25 tahun saja.
Pernah saya berpikir, kenapa tidak mati dari sekarang sekarang ?
Kenapa harus menunggu tahun tahun itu ?
Tapi setelah saya merenung dan terjadi pendewasaan terhadap diri, kini saya menyadari.
Bahwa hidup dan mati itu tuhanlah yang menghendaki.
Bahkan seharusnya saya harus bisa mensyukuri.
Tuhan sudah menyiapkan skenario terindahnya dimasa depan.
Perihal selanjutnya seperti apa, mari kita hadapi saja dengan sepenuh keimanan.
Dan teruntuk ayah dan bunda.
Coba sejenak liat anak mu yang kini mulai tumbuh dewasa.
Anak mu sudah tidak butuh lagi belas kasian kalian.
Anak mu hanya butuh kalian hadir disaat saya merindukan kalian.
Juga saya berterimakasih terhadap kalian yang sudah ajari untuk hadapi, hidup di keadaan terbuang dan mengajari saya kuat bertahan menjalani ujian dari tuhan.
_Goresan pena_
_Riadi komara_
_Tasikmalaya , 31 Juli 2023_
Komentar
Posting Komentar