Menulis adalah cara saya mengungkapkan apa yang sedang saya rasakan.
Terhadap suatu keadaan dalam perjalanan kehidupan. Sering juga saya meluapkan kekesalan didalam tulisan.
Dimulai merasa terinjak, terjatuhkan bahkan benci sering ku luapkan disana.
Pernah suatu ketika saya ngerasa di jatuhkan, atas apa yang saya tuangkan dalam tulisan.
Katanya " Naskahmu sampah, bilangin sama yang bantuin revisi tulisanmu, dan satu hal gak usah di cantumin namamu sama yang bantuin revisinya kalau tulisanmu masih seperti itu".
Padahal kalau boleh di lihat secara keseluruhan, dia hanya bisa bacain karya orang lain saja.
Mendapat pengakuan dari dunia literasi virtual. Sudah pandai mengomentari karya orang lain secara brutal.
Saya akui memang dia seorang seniman.
Saya juga tidak menutup bahwa suara dia dalam membaca sudah dimasukan kategori yang lumayan.
Tapi jika kita bawa ke ranah sastrawan.
Seorang penulis terkenal sekalipun tidak ada kuasa sama sekali untuk menjelek - jelekan karya orang lain. Apalagi membajak karya orang lain tanpa seizin yang menulis. Itu sudah menjadi undang undang yang tertulis.
Saya pernah bicara dalam tulisan saya sebelumnya. Saya bukanlah seorang penulis yang terlahir di dunia akademis.
Tapi bukankah tidak etis seseorang yang sudah mengerti dunia nulis, mengomentari karya orang lain secara anarkis ?
Saya juga pernah bilang, jika tidak suka tulisan saya gak usah dibaca.
Jika tidak suka cara baca saya gak usah di dengar. Namun lagi - lagi dunia virtual ini sangat meresahkan. Semakin di puji semakin tinggi. Semakin di akui tak tahu balas budi.
Ya begitulah penyair berkalung handsfree.
Mungkin juga suatu saat ada yang mengkritik tulisan ini. Ada yang tak suka tulisan ini. Tak mengapa, tak usah kalian baca, cukup di cerna saja.
Ingat perihal padi !!
Semakin berisi semakin merunduk.
Itulah ilmu yang seharusnya kita bisa maknai. Harusnya kita sadar, kita apasih dimata tuhan ?
Kita sudah seperti apa sih di mata tuhan ?
Kita kecil, sangat kecil.
Jika tuhan saja tidak sombong atas kuasanya, kenapa kita yang hanya baru bisa merangkak sudah besar kepala ?
Ayolah !! sadari hal itu saja.
Biar kita bisa hidup tenang dan banyak di sukai orang - orang.
Gak punya banyak musuh enak kan ?
Alangkah baiknya jika kita sudah pintar itu saling berbagi, bukan saling menjatuhkan.
Kali ini memang saya tidak sedang menulis tulisan percintaan.
Saya ingin menulis tulisan untuk saling mengingatkan.
Untuk seluruh teman - teman yang berkecimpung di dunia penulisan.
Jangan lagi saling mencela ya !!
Kita ini mahluk sosial pasti saling membutuhkan. Penulis tidak akan jadi seorang penulis jika tidak ada pembacanya, begitupun sebaliknya.
Mungkin cukup sekian tulisan ini saya buat, sekedar menulis keresahan yang sedang rasakan sekarang.
Jika kurang berkenan mohon dimaafkan.
Karena sejatinya saya hanya manusia biasa yang tidak jauh dari tempatnya kesalahan.
Salam literasi dari saya Riadi komara.
_Goresan Pena_
_Riadi komara_
_Tasikmalaya, 15 Agustus 2023_
Komentar
Posting Komentar