Langsung ke konten utama

FASE RUNTUH

 


Ternyata menjadi dewasa itu tak semudah yang aku kira sebelumnya.

Begitu banyak problematika kehidupan yang harus kita hadapi.

Terlebih lagi disaat kepergian mu bu.

Meski kau bukanlah ibu kandungku, namun peranmu lebih nyata bu, ketimbang mereka yang menelantarkan anaknya di tengah rasa butuh.

Tidak bisa ku pungkiri, meskipun aku egois untuk mengatakan tidak butuh kehadiran mereka, namun layaknya anak-anak lain aku juga butuh kehadiran mereka.

Sering kali aku berpikir " ingin sekali rasanya aku mati saja".

Bahkan pernah aku bertanya-tanya pada diriku sendiri.

Layak tidak sih aku bahagia?

Mengapa sih harus dilahirkan ke dunia, jika harus menelan kepahitan ini terus menerus?

Pikiran dan hatiku sering kali bertabrakan.

Kemelut, kisruh dan terjadi huru- hara.

Bu, andai kau mendengar suaraku.

Aku disini rindu kehadiranmu.

Ingin sekali kuceritakan padamu, tentang kerasnya kehidupan.

Dan ingin sekali kuceritakan padamu bahwa anakmu telah gagal bu, gagal menjadi apa yang kau mau.

Ibu dulu pernah bilang padaku.

"Anakku, jadilah seseorang yang berguna bagi nusa, bangsa dan agama.

Anakku sayang, jadilah seseorang yang bisa di andalkan.

Anakku sayang, jadilah sosok laki-laki yang nantinya bisa menjaga keluargamu, tidak seperti ayah kandungmu.

Bahkan ibu pernah juga bilang padaku sebelum perginya. Hiduplah kalian dengan saling mengasihi, jaga ayahmu".

Tapi bu, kini anakmu telah gagal.

Gagal menjaga amanat-amanat terakhirmu.

Anakmu telah gagal bu menjalankan pesan yang ibu mau.

Bu, ibu baik - baik aja kan di surga?

Ibu tidur tenang kan di peristirahatanmu?

Ibu sudah menunggu anakmu kan di sana?

Semoga kita bisa bertemu ya bu.

Bu, ingat nggak dulu ibu sering nangis dikala anakmu sakit?

Ibu ingat nggak dulu kalau aku nangis karena cinta ibu juga suka nangis?

Dan kini anakmu gagal bu, anakmu ingin pulang bu.

Anakmu lelah menghadapi kerasnya dunia.

Sejak vonis dokter itu masih sering kali jadi pikiran anakmu.

Apalagi sekarang tanpa ada sosok yang bisa mensupport ku penuh sepertimu.

Bu, tunggu aku di surga ya.

Salam dari anakmu yang nakal dan telah gagal.


Goresan pena
Riadi Komara
Tasikmalaya, 25 Agustus 2023

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Seandainya Saja

Seandainya saja kamu mengerti, bahwa setiap perkataan adalah doa dan setiap perbuatan akan ada balasan. Termasuk menyakiti hati yang sedang berusaha membahagiakan. Seandainya saja kamu pun tahu, bahwa sudah seharusnya kau berubah jadi versi terbaikmu, meski kata itu sekarang bukan untuk diriku. Tapi kuharap tiada lagi korban dari permainanmu. Seandainya saja kamu mengingat, di mana masa lalu masih melekat dengan erat. Waktu itu kamu dan aku bertemu di tempat sepi yang kuberi nama ruang rindu. Hingga akhirnya kita saling mengenal. Meskipun akhirnya cerita kita belum sempat selesai. Seandainya saja kamu pernah merasakan apa yang aku rasakan sekarang, tentang kenangan yang harus kembali hilang. Meskipun akhirnya, di sini aku yang lagi-lagi tersakiti. Seandainya saja kamu bisa jadi aku. Untuk merasakan sakit yang aku rasa karenamu. Tentang seseorang yang selalu menangis, karena orang yang aku cinta, begitu tega menikam dan bertingkah sangat sadis. Seandainya kamu mengerti diamku. Bukan ber...

Senja yang Cemburu

Senja yang Cemburu Pada gemintang yang merayu Memeluk senja begitu syahdu Mencintai adalah tentang rasa Pertemuan kita ibaratkan cinta Bayang semu seperti kata ikatan  Genggaman tangan seolah menjauh  Senyum dan tawamu sebuah saksi  Kata merelakan tidak pernah ada  Yang ada hanya sisa cemburu Perihal rasa yang tak bertemu Apakah kamu pernah melihat  Kumbang yang tak bersayap ia begitu pesakitan dengan lukanya,  selayaknya seorang kekasih  yang kehilangan pelukan hangat cinta Andai semuanya masih sama  Mungkin tempat ini akan berbeda Tidak lagi terkutuk pada kesendirian. Indie Sunandri, 2023

RASAKU

Hariku indah, ketika kicauan burung menyapa merdu di telinga. Ketika hujan terang, muncul lah pelangi. Ketika kamu menyapaku dengan puisi. Yang berkedok pengagum rahasia.  Lucunya cerita itu jika kuingat-ingat..  Dan lebih lucunya aku tak merasa kalau puisi yang kamu tulis ditujukan untukku. Yahh... Bisa di bilang aku makhluk yang tak peka..   Padahal kamu tak tahu di hati ini berharap. Kapan ya, aku punya pengagum rahasia? Kapan ya, aku dibuatin puisi romantis? Kataku dalam hati..  Perkenalan tanpa sengaja  Ocehan yang tak berfaedah Gurauan yang sangat receh Itu saja sudah berkesan..  Apalagi sekarang saat kita berbincang via suara..  Tanpa kita sadari dari musibah  Kita semakin dekat dan melekat Semakin berhasrat dan memikat. Rasa yang semakin besar berkobar Tanpa sadar cinta kita pun semakin mekar. Wahai tuan Kau tahu rasaku semakin tak karuan Jiwaku tak beraturan, karena cintamu bikin aku kecanduan Aku tersesat dengan cintamu Aku terbuai ...