Langsung ke konten utama

IBUKU HILANG

 

Bu, mengapa kini aku menemukan bau mu 

pada rindu yang mencuat di langit-langit kamar

pada lipatan baju-baju dalam almari merah hati 

juga pada teh melati yang kini ku seduh sendiri


Bu, bukankah dapur harusnya penuh akan riuh mu?

Bukankah beranda isinya peluk

yang ruah saat menyambut ku?

Bukankah meja makan adalah tempat

kau mengisi piringku penuh?


Bu, ada pondasi rumah yang goyang saat kau hilang

Lantai kita retak

Atap kita bocor

Ayah setengah gila menatap potret mu di atas nakas

Sementara adik tak lagi mau bicara pada siapa-siapa 


Bu, mengapa pergi menjadi jalan istirahat yang kau pilih?

Aku harus terus pergi bekerja Bu

Aku harus menghabiskan banyak waktu muda ku

Mengapa begitu egois kau minta aku mengganti posisimu?


Bukankah katamu aku harus mencari laki-laki yang baik?

Membawanya ke rumah, mengenalkannya padamu?

Bukankah kau selalu bercerita

betapa kau tak sabar melihat aku segera menikah?

Bukankah di setiap bertambah usia 

doamu adalah memintaku selalu diberi suka cita?


Bu, kembali lah

Lelahnya di pangkuan ku saja

Jangan terlalu jauh sampai tempatnya Tuhan

Ayah tidak mampu memantau, adik tidak bisa menggapai

Bu, kembalilah

Di sini saja, akan ku-suapi makan

Jangan khawatir tentang tulang ikan,

sudah aku pisahkan


Bu, kembalilah

Jangan marah padaku dengan meninggalkan

Bu, kembalilah

Jangan bawa tawaku hilang 

Bu, kembalilah

Bagian bahagia kita sedang dalam perjalanan 



Ibuku Hilang–

25/12/22

Derana Reva

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Seandainya Saja

Seandainya saja kamu mengerti, bahwa setiap perkataan adalah doa dan setiap perbuatan akan ada balasan. Termasuk menyakiti hati yang sedang berusaha membahagiakan. Seandainya saja kamu pun tahu, bahwa sudah seharusnya kau berubah jadi versi terbaikmu, meski kata itu sekarang bukan untuk diriku. Tapi kuharap tiada lagi korban dari permainanmu. Seandainya saja kamu mengingat, di mana masa lalu masih melekat dengan erat. Waktu itu kamu dan aku bertemu di tempat sepi yang kuberi nama ruang rindu. Hingga akhirnya kita saling mengenal. Meskipun akhirnya cerita kita belum sempat selesai. Seandainya saja kamu pernah merasakan apa yang aku rasakan sekarang, tentang kenangan yang harus kembali hilang. Meskipun akhirnya, di sini aku yang lagi-lagi tersakiti. Seandainya saja kamu bisa jadi aku. Untuk merasakan sakit yang aku rasa karenamu. Tentang seseorang yang selalu menangis, karena orang yang aku cinta, begitu tega menikam dan bertingkah sangat sadis. Seandainya kamu mengerti diamku. Bukan ber...

RASAKU

Hariku indah, ketika kicauan burung menyapa merdu di telinga. Ketika hujan terang, muncul lah pelangi. Ketika kamu menyapaku dengan puisi. Yang berkedok pengagum rahasia.  Lucunya cerita itu jika kuingat-ingat..  Dan lebih lucunya aku tak merasa kalau puisi yang kamu tulis ditujukan untukku. Yahh... Bisa di bilang aku makhluk yang tak peka..   Padahal kamu tak tahu di hati ini berharap. Kapan ya, aku punya pengagum rahasia? Kapan ya, aku dibuatin puisi romantis? Kataku dalam hati..  Perkenalan tanpa sengaja  Ocehan yang tak berfaedah Gurauan yang sangat receh Itu saja sudah berkesan..  Apalagi sekarang saat kita berbincang via suara..  Tanpa kita sadari dari musibah  Kita semakin dekat dan melekat Semakin berhasrat dan memikat. Rasa yang semakin besar berkobar Tanpa sadar cinta kita pun semakin mekar. Wahai tuan Kau tahu rasaku semakin tak karuan Jiwaku tak beraturan, karena cintamu bikin aku kecanduan Aku tersesat dengan cintamu Aku terbuai ...

Senja yang Cemburu

Senja yang Cemburu Pada gemintang yang merayu Memeluk senja begitu syahdu Mencintai adalah tentang rasa Pertemuan kita ibaratkan cinta Bayang semu seperti kata ikatan  Genggaman tangan seolah menjauh  Senyum dan tawamu sebuah saksi  Kata merelakan tidak pernah ada  Yang ada hanya sisa cemburu Perihal rasa yang tak bertemu Apakah kamu pernah melihat  Kumbang yang tak bersayap ia begitu pesakitan dengan lukanya,  selayaknya seorang kekasih  yang kehilangan pelukan hangat cinta Andai semuanya masih sama  Mungkin tempat ini akan berbeda Tidak lagi terkutuk pada kesendirian. Indie Sunandri, 2023