Langsung ke konten utama

INDONESIA MERDEKA

 




Karya : Riadi komara



L : Wahai saudara - saudari sebangsa dan setanah air.

Kita adalah bangsa dengan ragam budaya yang mengalir.


P : Wahai saudara - saudari sebangsa dan setanah air.

Kita adalah bangsa dengan beragam sejarah yang terukir.


L : Sudah seharusnya kita menjaganya


P : Sudah seharusnya kita memperjuangkannya


L : Wahai negeriku !!


P : Wahai bangsaku !!


L : Merdeka.....


P : Merdeka....


L : Heii puan 


P : Heii Tuan


L : Mari kita runtuhkan keserakahan di negeri ini.


P : Mari kita robohkan kemunafikan di negeri ini.


L : Puan ingatkah kau akan sejarah pertempuran ambarawa,

Begitu banyak korban jiwa.

Begitu tersiksanya rakyat kita.

Begitu sadisnya siksaan dari bangsa belanda.


P : Tuan ingatkah kau akan Kasus virus corona.

Begitu banyak orang hilang nyawa.

Begitu banyak permainan dari pada pejabat negara.

Serta korupsi makin meraja lela.


L : Ini Jaman sudah edan


P : Ini jaman memang edan


L : Belum kering tanah air karena virus corona


P : Belum kering tanah air karena Papua


L : Kini harus dinodai kembali keangkuhan para aparat negara


P : Kini harus dikotori lagi oleh kasus sambo dan joshua


L : Mari kita sebagai putra bangsa indonesia, kita ikat ikrar sumpah kita bersama - sama.


P : Mari kita sebagai Putri bangsa indonesia, kita ikat ikrar sumpah kita bersama - sama.


L  : Kami putra  indonesia

Mengaku bertumpah darah yang satu

Tanah indonesia.


P : Kami putri indonesia 

Mengaku bertumpah darah yang satu 

Tanah indonesia.


L : Kami putra indonesia 

Mengaku berbangsa yang satu

Bangsa indonesia.


P : Kami putri indonesia 

Mengaku berbangsa yang satu

Bangsa indonesia.


L&P : Kami putra dan putri indonesia 

Menjunjung bahasa persatuan 

Bahasa indonesia.


L : Mari kita teriakan pada seluruh nusantara


P : Mari kita teriakan pada seluruh penjuru khatulistiwa


L&P : Indonesia merdeka, Indonesia merdeka, Indonesia merdeka.




"Naskah ini ditulis untuk memperingati HUT RI Ke 78"


Tasikmalaya, 15 Agustus 2023

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Seandainya Saja

Seandainya saja kamu mengerti, bahwa setiap perkataan adalah doa dan setiap perbuatan akan ada balasan. Termasuk menyakiti hati yang sedang berusaha membahagiakan. Seandainya saja kamu pun tahu, bahwa sudah seharusnya kau berubah jadi versi terbaikmu, meski kata itu sekarang bukan untuk diriku. Tapi kuharap tiada lagi korban dari permainanmu. Seandainya saja kamu mengingat, di mana masa lalu masih melekat dengan erat. Waktu itu kamu dan aku bertemu di tempat sepi yang kuberi nama ruang rindu. Hingga akhirnya kita saling mengenal. Meskipun akhirnya cerita kita belum sempat selesai. Seandainya saja kamu pernah merasakan apa yang aku rasakan sekarang, tentang kenangan yang harus kembali hilang. Meskipun akhirnya, di sini aku yang lagi-lagi tersakiti. Seandainya saja kamu bisa jadi aku. Untuk merasakan sakit yang aku rasa karenamu. Tentang seseorang yang selalu menangis, karena orang yang aku cinta, begitu tega menikam dan bertingkah sangat sadis. Seandainya kamu mengerti diamku. Bukan ber...

RASAKU

Hariku indah, ketika kicauan burung menyapa merdu di telinga. Ketika hujan terang, muncul lah pelangi. Ketika kamu menyapaku dengan puisi. Yang berkedok pengagum rahasia.  Lucunya cerita itu jika kuingat-ingat..  Dan lebih lucunya aku tak merasa kalau puisi yang kamu tulis ditujukan untukku. Yahh... Bisa di bilang aku makhluk yang tak peka..   Padahal kamu tak tahu di hati ini berharap. Kapan ya, aku punya pengagum rahasia? Kapan ya, aku dibuatin puisi romantis? Kataku dalam hati..  Perkenalan tanpa sengaja  Ocehan yang tak berfaedah Gurauan yang sangat receh Itu saja sudah berkesan..  Apalagi sekarang saat kita berbincang via suara..  Tanpa kita sadari dari musibah  Kita semakin dekat dan melekat Semakin berhasrat dan memikat. Rasa yang semakin besar berkobar Tanpa sadar cinta kita pun semakin mekar. Wahai tuan Kau tahu rasaku semakin tak karuan Jiwaku tak beraturan, karena cintamu bikin aku kecanduan Aku tersesat dengan cintamu Aku terbuai ...

Senja yang Cemburu

Senja yang Cemburu Pada gemintang yang merayu Memeluk senja begitu syahdu Mencintai adalah tentang rasa Pertemuan kita ibaratkan cinta Bayang semu seperti kata ikatan  Genggaman tangan seolah menjauh  Senyum dan tawamu sebuah saksi  Kata merelakan tidak pernah ada  Yang ada hanya sisa cemburu Perihal rasa yang tak bertemu Apakah kamu pernah melihat  Kumbang yang tak bersayap ia begitu pesakitan dengan lukanya,  selayaknya seorang kekasih  yang kehilangan pelukan hangat cinta Andai semuanya masih sama  Mungkin tempat ini akan berbeda Tidak lagi terkutuk pada kesendirian. Indie Sunandri, 2023