Langsung ke konten utama

JANGAN KEMBALI LAGI

 


Ini pertama kali, aku menulis 

Sebuah pernyataan kepadamu 

Di saat aku sudah bersama yang lain 

Apa kamu lupa bahwa kita itu sudah berbeda hati? 


Apa kamu lupa, bahwa kita tidak akan pernah bisa untuk kembali seperti dulu lagi 

Mengapa kini kamu hadir lagi, dan meminta aku untuk kembali kepadamu? 

Bukankah kamu sebenarnya tahu, bahwa kita itu sudah khatam 

Tamat yang berarti selesai 


Tidakkah kamu merasa malu dengan sikapmu 

Yang selama ini selalu menggangguku 

Bahkan di saat kamu sudah ada penggantiku 

Masih saja kamu berharap aku kembali bersamamu 


Sungguh lucu ketika mendengar ucapanmu 

Se-egois itu ternyata 

Katamu, kamu belum bisa melupakanku 

Katamu, aku masih menjadi tujuanmu yang kau sebut rumah 


Lantas mengapa kamu bisa mempersilahkan orang baru untuk masuk? 

Lantas mengapa dengan mudahnya hatimu terbagi? 

Aku bukan rumah yang bisa kamu datang se-enaknya untuk kamu berantaki 

Dari dulu sampai sekarang kamu memang piawai memainkan kata 


Ironisnya, perkataanmu tidak pernah sesuai dengan perbuatanmu 

Waktu telah mengajarkanku banyak hal, kali ini aku tidak akan tertipu lagi dengan mulut manismu 

Kamu sungguh jahat 

Dan untuk pertama kalinya aku menemukan orang sepertimu 


Kamu pernah bilang, aku ini tidak bisa di percaya, juga munafik 

Dan kamu kecewa dengan perilaku ku 

Lantas mengapa dirimu masih memintaku untuk kembali bersamamu? 

Apa tujuanmu sebenarnya? 


Jujur aku sudah muak dengan lacurnya lakumu 

Yang dari dulu sampai sekarang tidak pernah berubah 

Aku ingin kamu pergi 

Dan jangan pernah kembali lagi 


Pergilah ke suatu tempat yang jauh dari kenangan 

Tempat yang tidak ada lagi aku disana 

Di pelukan orang baru (kekasihmu yang sekarang), di kota yang tidak aku tahu, di puisi-puisi yang tidak ada judulnya, yang tidak ada aku maupun tentang kita 

Pergilah sejauh-jauhnya dari radar keinginanmu   


Sebab, masa kita sudah selesai 

Lagi pula, pulang memang tak pernah menjadi milik kita 

Kehadiranmu hanya akan merusak suasana 

Aku tidak ingin melihat dirimu lagi 


Bahkan menyapamu saja aku tidak ingin 

Meskipun tanpa sengaja bertemu, aku akan melihatmu sebagai orang asing yang tidak pernah aku kenal 

Tolong lupakan aku, menjauhlah dariku 

Bawalah semua harapan bodohmu 

 

Aku harap kamu tidak akan egois untuk ini 

Mohon memgertilah, aku sudah bahagia 

Jangan datang lagi untuk merusak semuanya 

Jangan kembali lagi untuk menyibak sebilas luka yang telah bersusah payah aku sembuhkan  


Kita tak pernah beruntung dengan cinta 

Sebelumnya aku mengucapkan terima kasih kepadamu 

Yang selama ini telah mengajarkan aku bagaimana cara berbicara lewat tulisan  

Dan terima kasih telah membantu aku dalam membaca sebuah puisi 


Dan satu lagi belajarlah untuk merasa cukup 

Jagalah apa yang kamu punya sekarang 

Sebelum kehilangan membawa sejuta penyesalan 

Serta rasa bersalah 


Jangan Kembali Lagi 

Karya: Violin Fa 

9 Juni 2023

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Seandainya Saja

Seandainya saja kamu mengerti, bahwa setiap perkataan adalah doa dan setiap perbuatan akan ada balasan. Termasuk menyakiti hati yang sedang berusaha membahagiakan. Seandainya saja kamu pun tahu, bahwa sudah seharusnya kau berubah jadi versi terbaikmu, meski kata itu sekarang bukan untuk diriku. Tapi kuharap tiada lagi korban dari permainanmu. Seandainya saja kamu mengingat, di mana masa lalu masih melekat dengan erat. Waktu itu kamu dan aku bertemu di tempat sepi yang kuberi nama ruang rindu. Hingga akhirnya kita saling mengenal. Meskipun akhirnya cerita kita belum sempat selesai. Seandainya saja kamu pernah merasakan apa yang aku rasakan sekarang, tentang kenangan yang harus kembali hilang. Meskipun akhirnya, di sini aku yang lagi-lagi tersakiti. Seandainya saja kamu bisa jadi aku. Untuk merasakan sakit yang aku rasa karenamu. Tentang seseorang yang selalu menangis, karena orang yang aku cinta, begitu tega menikam dan bertingkah sangat sadis. Seandainya kamu mengerti diamku. Bukan ber...

RASAKU

Hariku indah, ketika kicauan burung menyapa merdu di telinga. Ketika hujan terang, muncul lah pelangi. Ketika kamu menyapaku dengan puisi. Yang berkedok pengagum rahasia.  Lucunya cerita itu jika kuingat-ingat..  Dan lebih lucunya aku tak merasa kalau puisi yang kamu tulis ditujukan untukku. Yahh... Bisa di bilang aku makhluk yang tak peka..   Padahal kamu tak tahu di hati ini berharap. Kapan ya, aku punya pengagum rahasia? Kapan ya, aku dibuatin puisi romantis? Kataku dalam hati..  Perkenalan tanpa sengaja  Ocehan yang tak berfaedah Gurauan yang sangat receh Itu saja sudah berkesan..  Apalagi sekarang saat kita berbincang via suara..  Tanpa kita sadari dari musibah  Kita semakin dekat dan melekat Semakin berhasrat dan memikat. Rasa yang semakin besar berkobar Tanpa sadar cinta kita pun semakin mekar. Wahai tuan Kau tahu rasaku semakin tak karuan Jiwaku tak beraturan, karena cintamu bikin aku kecanduan Aku tersesat dengan cintamu Aku terbuai ...

Senja yang Cemburu

Senja yang Cemburu Pada gemintang yang merayu Memeluk senja begitu syahdu Mencintai adalah tentang rasa Pertemuan kita ibaratkan cinta Bayang semu seperti kata ikatan  Genggaman tangan seolah menjauh  Senyum dan tawamu sebuah saksi  Kata merelakan tidak pernah ada  Yang ada hanya sisa cemburu Perihal rasa yang tak bertemu Apakah kamu pernah melihat  Kumbang yang tak bersayap ia begitu pesakitan dengan lukanya,  selayaknya seorang kekasih  yang kehilangan pelukan hangat cinta Andai semuanya masih sama  Mungkin tempat ini akan berbeda Tidak lagi terkutuk pada kesendirian. Indie Sunandri, 2023