pada keheningan malam aku mengadu kepada hamparan rindu.
Menapaki isi kepala yang hampir saja kewalahan menampung segala tentangmu.
Benar aku jatuh cinta pada sosokmu yang sempurna,
Kau mengelabui mata menjamaah dari setiap goresan kata.
Terbaca dan bercerita aku suka mengamatimu sejak lama.
Merumuskan rasa dalam setiap bab halaman kisahnya.
Aku suka caramu berbicara,
Seketika duniaku di penuhi udara segar aku menghirup dengan perasaan bahagia.
Suaramu bagaikan oksigen ketika polusi udara dunia menyesakan dada.
Kau berwarna lebih indah dari senja tak tergambarkan oleh pena.
Kau begitu ramai kehadiranmu di sambut keheningan duniaku saat itu.
Kau membius dengan racun cintamu yang abadi,
Namun kau juga sang penawar saat aku hampir mati terkapar.
Telah aku jadikan langit sebagai perantara di antara doa-doaku sepanjang malam.
Aku menyukai hal-hal kecil yang mungkin sama sekali tak kau sadari.
Entah sejak kapan tulisanku ini menjadikanmu pemeran utamanya.
Aku suka dengan suaramu yang merdu,
Tawamu yang lucu,
Dan sifatmu yang sederhana.
Aku hampir saja kehilangan inspirasi menuliskan tentangmu.
Entahlah,
Kau terlalu sempurna untuk melengkapi sang penulis amatir seperti aku ini.
Sudahlah, jangan terus menyerang pikiranku dengan dimensi duniamu.
Cukup hatiku saja yang sudah karam di pelabuhan dasar cintamu.
Duniaku saat ini di penuhi dengan harimu yang meramaikan.
Kadar cintamu telah melampaui batas sebagai manusia.
Malamku sudah kalah kau bantai dengan cinta,
Siang hariku telah kau rampas dengan memberikan warna indah.
Lantas apa lagi yang aku punya?
Sebut saja kamu,
Aku hanya memilikimu yang bisa ku andalkan sebagai pemeran utama di kehidupanku saat ini.
Kita pelan-pelan yaa sebab cintamu terlalu gigih berjuang di kepalaku.
Hatiku saja kau buat luluh lantah,
Lalu bagaimana pikiranku yang tak henti-henti kau berikan jeda.
Atas perasaan suka, cintamu menyerangku membabi buta.
Kau tancapkan panah-panah asmara membuat aku berkecambuk rasa.
Gila,
Kau lebih berbahaya dari badai yang pernah ku temui saat sore hari.
Riuhmu bukan angin saja,
Tapi membuatku melayang-layang menembus ke segala penjuru angkasa.
Kau telah mempora-porandakan jagat raya seisi duniaku berkabung bahagia.
Untuk pertama kalinya aku jatuh sedalam ini perkara cinta kau memang sang juara.
Aku menyerah saja,
Sebab mana mungkin aku rela melepaskanmu yang membuat isi duniaku gembira..
Dy.
Juli.2023
Komentar
Posting Komentar