Langsung ke konten utama

KU GANTUNG KEMBALI PENAKU


 

(FASE LELAH)


Ini hari tersulit yang harus kembali ku hadapi, ketika orang yang ku kira adalah sosok yang akan jadi paling utama.

Namun kenyataannya semuanya berbeda.

Dia pergi meninggalkanku dalam kedinginan malam.

Ketika ku percaya dia akan menjadi tempat aku menetapkan hati, kini dengan tega tunggang langgang melarikan diri.

Dan yang lebih sakitnya lagi dia pergi disaat aku sedang berharap.

dia berikan harapan, namun setelahnya dia pula yang patahkan.

Dia datang berikan senyuman, namun sekarang dia pula lah yang kini menghancurkan. Dan kini adalah hari yang tepat untuk saya tutup pena saya untuk melukiskan kenangan pahit itu.


Alasan yang lebih kuat kenapa saya memilih untuk menutup pena kembali

Dikarenakan semakin hari makin banyak orang - orang yang gak jelas.

Termasuk dengan perihal mengomentari

Sebuah karya yang saya rilis.

Padahal dari jauh - jauh hari sudah saya katakan saya bukanlah seorang penulis.

Saya hanyalah berusaha mengekspresikan apa yang saya sedang rasakan.

Saya tidak pandai seperti mereka yang mungkin mengatakan ahli literasi.

saya juga bukanlah akademisi sastra yang kaya dengan segudang cerita.

Ketahuilah menulis memang semua orang mungkin bisa

Tapi saya disini terkadang heran kenapa sesama penggiat literasi harus saling jatuh - menjatuhkan

Apakah lupa perihal padi, semakin berisi semakin merunduk ?

Ataukah sudah merasa tidak ada yang menandingi ?

Semoga saja benar ya.


Dan alasan kedua kenapa saya memutuskan untuk berhenti menulis lagi.

Dikarenakan saya sering mengalami apa yang saya tuliskan itu terjadi di dalam hidup saya.

Padahal niat awal saya itu hanya sekedar tulisan fiksi.

Namun entah mengapa semua tulisan fiksi itu seolah - olah seperti menjadi kenyataan.

Contohnya dalam sebuah konteks teks tentang asmara, apapun yang saya tulis perihal patah hati selalu menjadi kenyataan.

Itu di hidup saya, atau mungkin kalian juga merasakan ?

Jadi mungkin saya lebih baik memilih untuk tidak menulis lagi.

Sebelum semuanya semakin memburuk.


Dan teruntuk kalian yang sudah menjadi tokoh dalam story saya, terimakasih ya berkat kalian tulisan - tulisan ini bisa hadir dan terukir.

Meskipun entah bermakna atau tidak tapi menurut saya ini adalah cerita yang menarik.

Terimakasih semuanya. Sampai ketemu di lain waktu dimana titik lelahku sudah terobati.



_Goresan pena_

_Riadi komara_

_Tasikmalaya, 7 agustus 2023_

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Seandainya Saja

Seandainya saja kamu mengerti, bahwa setiap perkataan adalah doa dan setiap perbuatan akan ada balasan. Termasuk menyakiti hati yang sedang berusaha membahagiakan. Seandainya saja kamu pun tahu, bahwa sudah seharusnya kau berubah jadi versi terbaikmu, meski kata itu sekarang bukan untuk diriku. Tapi kuharap tiada lagi korban dari permainanmu. Seandainya saja kamu mengingat, di mana masa lalu masih melekat dengan erat. Waktu itu kamu dan aku bertemu di tempat sepi yang kuberi nama ruang rindu. Hingga akhirnya kita saling mengenal. Meskipun akhirnya cerita kita belum sempat selesai. Seandainya saja kamu pernah merasakan apa yang aku rasakan sekarang, tentang kenangan yang harus kembali hilang. Meskipun akhirnya, di sini aku yang lagi-lagi tersakiti. Seandainya saja kamu bisa jadi aku. Untuk merasakan sakit yang aku rasa karenamu. Tentang seseorang yang selalu menangis, karena orang yang aku cinta, begitu tega menikam dan bertingkah sangat sadis. Seandainya kamu mengerti diamku. Bukan ber...

RASAKU

Hariku indah, ketika kicauan burung menyapa merdu di telinga. Ketika hujan terang, muncul lah pelangi. Ketika kamu menyapaku dengan puisi. Yang berkedok pengagum rahasia.  Lucunya cerita itu jika kuingat-ingat..  Dan lebih lucunya aku tak merasa kalau puisi yang kamu tulis ditujukan untukku. Yahh... Bisa di bilang aku makhluk yang tak peka..   Padahal kamu tak tahu di hati ini berharap. Kapan ya, aku punya pengagum rahasia? Kapan ya, aku dibuatin puisi romantis? Kataku dalam hati..  Perkenalan tanpa sengaja  Ocehan yang tak berfaedah Gurauan yang sangat receh Itu saja sudah berkesan..  Apalagi sekarang saat kita berbincang via suara..  Tanpa kita sadari dari musibah  Kita semakin dekat dan melekat Semakin berhasrat dan memikat. Rasa yang semakin besar berkobar Tanpa sadar cinta kita pun semakin mekar. Wahai tuan Kau tahu rasaku semakin tak karuan Jiwaku tak beraturan, karena cintamu bikin aku kecanduan Aku tersesat dengan cintamu Aku terbuai ...

Senja yang Cemburu

Senja yang Cemburu Pada gemintang yang merayu Memeluk senja begitu syahdu Mencintai adalah tentang rasa Pertemuan kita ibaratkan cinta Bayang semu seperti kata ikatan  Genggaman tangan seolah menjauh  Senyum dan tawamu sebuah saksi  Kata merelakan tidak pernah ada  Yang ada hanya sisa cemburu Perihal rasa yang tak bertemu Apakah kamu pernah melihat  Kumbang yang tak bersayap ia begitu pesakitan dengan lukanya,  selayaknya seorang kekasih  yang kehilangan pelukan hangat cinta Andai semuanya masih sama  Mungkin tempat ini akan berbeda Tidak lagi terkutuk pada kesendirian. Indie Sunandri, 2023