Tunggulah aku di tempat tidurmu
Sebentar lagi aku akan menemuimu
Aku sudah siapkan semuanya, lengkuk pinggangmu bagaikan karunia Tuhan.
Ohh kemari sayang apa kau masih tak mengerti, pusarmu seperti kehangatan
Dua gunung yang membayangi aku
Segala bayangan dirimu di nadiku
Aku tersirat oleh paras cantikmu
Nafasku kini semakim memburu
Kau yang kini ada di tepat depanku
Ingin kujelajahi tiap lengkuk tubuhmu
Aku ikat dengan gurauan hirup cinta
Ketiakmu telaga air yang mencumbu
Kau yang kini masih saja menggodaku
Aahhh.. mencekram isi dalam otak ku
Ayolah cepat sayang.. Puaskan aku
Jika kau memang mau lakukan itu
Aku menunggu kamu di ranjangku
Ingin kujelajahi sampai kutemukan letak nafsu, puncak asmara pancaloka ayunan untaian kata mengambang asmara.
Tahi lalat bias di halaman manjamu
Kilotis cawan madu mengandungmu
Perutmu adalah selai tumpukan roti
Sayang sosok tubuhmu renjana nakal
Menghentak dengan gugusan hempasan
Naik turun memanjat pohon goyang syahdu
Kain sutra menemani alas ikat buah dadamu
Yummy, aku telah meremasnya sayang
Desahanmu seperti manis secangkir anggur
Mengalir air klimaks, kekasih gairahku tertuju
Menari bersamaku di peraduan kayangan melewati malam asmara penuh birahi, burung yang aku tancapkan ke dalam rahim penuh ekspresi, senggama ini aku menikmati lagi.
Menidurkan aku dalam bait sajak sepi dan tubuhmu yang telah aku nikmati, bermalam di antara bunga taman surgawi.
Aku menancapkan keindahan alam penuh birahi, mari kita pergi sayang berkuncup delima suara cintaku kepadamu.
Paradigma hentakan dari malam sampai pagi meramu mimpi di kepuasan singgasana sang ilahi, detak jam dinding meraba sel darah jepitan keperawanan wanita.
Semerbak bau badan aromatik kecupan bibirku di lehermu, ayok goyangkan lagi
Sini kecup bibirku sayang, jangan malu
Tergeletak lemas menatap dinding langit,
lampu tidur di dekat ranjang bergerak seirama perjalanan hempasan cinta, onani orgasme ini
memunculkan air putih, sekali lagi kami bersama membasahi.
Maninya terbuang menempatkannya masuk ke sela-sela tubuh kita, metamorfosa hubungan candu lalu membeku.
Desiran suara manja memecahkan kesunyian sebuah malam, rambutmu teurai menjadi berantakan tapi matamu binar berkaca tertanda kepuasan berkedipkan mata.
Sekejap dalam bayang aku melihat rumput ilalang masih menancap pohon yang penuh bulu, keruntuhan telanjang pujangga horny.
Masih dalam kibaran baju malam tidurmu
Memperlihatkan lengkuk tubuhmu merayu untuk
Memasukinya, menyeruak iblis mengutarakan, sayang, bagaimana surga dunia, apakah kau menikmatinya.
Setelah terbitnya bulan pancaran fajar
Datanglah lagi kembali kesini sayang
Mengejang saling ingin terpuaskan
Lalu akan kubisikan, bermandikan keringat dingin denganmu pun aku sanggup.
_Tangerang, 16 maret 2022_
_Indie Sunandri_
Komentar
Posting Komentar