Langsung ke konten utama

SAMPAH-SAMPAH LITERASI

 

Sampah - sampah literasi


katanya pengen tenar


Bergaya serasa menjadi Chairil anwar


Sehingga dengan lantang nya mereka berkoar koar.


Aku lah penyair...


Lebih tepatnya penyair berkalung handsfree


Aku lah pembaca....


Lebih tepatnya pembaca desahan erotis.



Alih alih mengajari puisi


Kau perkosa naskah kami 


Dengan komentar sana sini


Katanya naskah kamu masih gantung sayang


Tuan, ku ingatkan


Jangan merasa sebagai seorang sastrawan


Jika karya orang lain masih saja kau banggakan



Sampah - sampah literasi


Katanya ahli literasi 


Tanpa sadar kau hanya anak  yang bau terasi


Alih alih menjadi dewan juri 


Hingga dengan lantang mengomentari sana sini.


Merasa jumawa dengan merasa ahli sastra


Padahal cuma sampah dari serpihan tulisan sastra


Saya memang cenderung berdiam diri


Untuk perihal di komentari 


Tapi untuk kali ini 


Jangan engkau melarikan diri


Ketika tulisan ku menyayat hati.



Sampah - sampah literasi


Jika bangga dengan diri sendiri


Silahkan balas saja tulisan ini


Yang kau bilang tak memiliki estetika dalam literasi.


Aku memang tak pandai perihal berpuisi


Tapi jika anda mencela tulisan tulisan ku ini


Jangan salahkan aku untuk unjuk gigi


Tak usah merasa pandai diri


Jika nyalimu saja lebih mirip seperti banci.



Sampah - sampah literasi


Mengaku ahli puisi


Tapi tak bisa saling menghargai


Agency jadi blok blokan perihal gengsi


Sungguh ngeri literasi di jaman ini


Orang baru belajar di komentari 


Bergaya seperti dewan juri di akademi


Menuntut orang harus merubah dirinya sendiri


Padahal engkau saja tak tahu kapasitas diri sendiri



Tuan, ku ingatkan sekali lagi


Setiap orang berhak untuk belajar puisi


Jangan suka menghakimi 


Jika engkau belum mampu berbenah diri


Engkau tetaplah sampah sampah literasi



*Naskah di tulis rampak*


 Riadi komara & Swastamita


" Terinspirasi dari"

Pelacur Pelacur kota jakarta : W.s Rendra

Dan pelacur pelacur diksi : aksara luka , dewi , mayangkoro dan penahitam.



Tasikmalaya, 29 Juli 2023

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Seandainya Saja

Seandainya saja kamu mengerti, bahwa setiap perkataan adalah doa dan setiap perbuatan akan ada balasan. Termasuk menyakiti hati yang sedang berusaha membahagiakan. Seandainya saja kamu pun tahu, bahwa sudah seharusnya kau berubah jadi versi terbaikmu, meski kata itu sekarang bukan untuk diriku. Tapi kuharap tiada lagi korban dari permainanmu. Seandainya saja kamu mengingat, di mana masa lalu masih melekat dengan erat. Waktu itu kamu dan aku bertemu di tempat sepi yang kuberi nama ruang rindu. Hingga akhirnya kita saling mengenal. Meskipun akhirnya cerita kita belum sempat selesai. Seandainya saja kamu pernah merasakan apa yang aku rasakan sekarang, tentang kenangan yang harus kembali hilang. Meskipun akhirnya, di sini aku yang lagi-lagi tersakiti. Seandainya saja kamu bisa jadi aku. Untuk merasakan sakit yang aku rasa karenamu. Tentang seseorang yang selalu menangis, karena orang yang aku cinta, begitu tega menikam dan bertingkah sangat sadis. Seandainya kamu mengerti diamku. Bukan ber...

RASAKU

Hariku indah, ketika kicauan burung menyapa merdu di telinga. Ketika hujan terang, muncul lah pelangi. Ketika kamu menyapaku dengan puisi. Yang berkedok pengagum rahasia.  Lucunya cerita itu jika kuingat-ingat..  Dan lebih lucunya aku tak merasa kalau puisi yang kamu tulis ditujukan untukku. Yahh... Bisa di bilang aku makhluk yang tak peka..   Padahal kamu tak tahu di hati ini berharap. Kapan ya, aku punya pengagum rahasia? Kapan ya, aku dibuatin puisi romantis? Kataku dalam hati..  Perkenalan tanpa sengaja  Ocehan yang tak berfaedah Gurauan yang sangat receh Itu saja sudah berkesan..  Apalagi sekarang saat kita berbincang via suara..  Tanpa kita sadari dari musibah  Kita semakin dekat dan melekat Semakin berhasrat dan memikat. Rasa yang semakin besar berkobar Tanpa sadar cinta kita pun semakin mekar. Wahai tuan Kau tahu rasaku semakin tak karuan Jiwaku tak beraturan, karena cintamu bikin aku kecanduan Aku tersesat dengan cintamu Aku terbuai ...

Senja yang Cemburu

Senja yang Cemburu Pada gemintang yang merayu Memeluk senja begitu syahdu Mencintai adalah tentang rasa Pertemuan kita ibaratkan cinta Bayang semu seperti kata ikatan  Genggaman tangan seolah menjauh  Senyum dan tawamu sebuah saksi  Kata merelakan tidak pernah ada  Yang ada hanya sisa cemburu Perihal rasa yang tak bertemu Apakah kamu pernah melihat  Kumbang yang tak bersayap ia begitu pesakitan dengan lukanya,  selayaknya seorang kekasih  yang kehilangan pelukan hangat cinta Andai semuanya masih sama  Mungkin tempat ini akan berbeda Tidak lagi terkutuk pada kesendirian. Indie Sunandri, 2023