Langsung ke konten utama

SAMPAI KAPAN NEGERI INI HARUS MENELAN KEPAHITAN

 


Karya : Riadi komara

Aku masih mengingat peristiwa sejarah kala itu 

Ketika perintah Ir. soekarno di jalankan dengan keliru.

Ketika gerakan jenderal untung dan syam kamaruzaman menyisakan kisah sangat pilu.

Dan di saat Gerakan 30 September itu menimbulkan pembataian mengerikan di negeriku.


Aku masih mengingat peristiwa sejarah kala itu.

Ketika ir.soekarno menyampaikan pesan.

"Perjuangan ku akan lebih mudah karena melawan penjajah, tapi perjuangan kalian akan lebih sulit karena melawan bangsa sendiri".


Benar katamu bung !!.

Peristiwa itu tak dapat terbendung.

Pembataian 6 jam itu benar - benar terjadi secara cepat.

Dan dikuak dengan cara yang sangat lambat.


Benar katamu bung !! 

Pengkhianatan di negeri ini tak bisa terbendung.

Ketika ku lihat gunung - gunung, hutan - hutan dan pesawahan habis berganti dengan gedung.


Aku masih mengingat peristiwa sejarah kala itu.

Ketika buruh pabrik arloji harus mati.

Ketika kasusnya pun tak bisa terungkap pasti.

Betul katamu bung !!

Pertiwi kini harus merenung.

Dikala melihat pejabat - pejabat malah asyik bersenandung.


Padamu negeri..

Kami korupsi....

Padamu negeri...

Kami kolusi....


Padamu negeri....

Kami bernyanyi....

Bagimu negeri....

Koruptor merajai...


Sampai.....kapan....kiranya tuan

Negeri ini akan mengalami penderitaan..

Sampai....kapan.....kiranya puan

Negeri ini harus menelan kepahitan.


Tasikmalaya, 4 agustus 2023

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Seandainya Saja

Seandainya saja kamu mengerti, bahwa setiap perkataan adalah doa dan setiap perbuatan akan ada balasan. Termasuk menyakiti hati yang sedang berusaha membahagiakan. Seandainya saja kamu pun tahu, bahwa sudah seharusnya kau berubah jadi versi terbaikmu, meski kata itu sekarang bukan untuk diriku. Tapi kuharap tiada lagi korban dari permainanmu. Seandainya saja kamu mengingat, di mana masa lalu masih melekat dengan erat. Waktu itu kamu dan aku bertemu di tempat sepi yang kuberi nama ruang rindu. Hingga akhirnya kita saling mengenal. Meskipun akhirnya cerita kita belum sempat selesai. Seandainya saja kamu pernah merasakan apa yang aku rasakan sekarang, tentang kenangan yang harus kembali hilang. Meskipun akhirnya, di sini aku yang lagi-lagi tersakiti. Seandainya saja kamu bisa jadi aku. Untuk merasakan sakit yang aku rasa karenamu. Tentang seseorang yang selalu menangis, karena orang yang aku cinta, begitu tega menikam dan bertingkah sangat sadis. Seandainya kamu mengerti diamku. Bukan ber...

RASAKU

Hariku indah, ketika kicauan burung menyapa merdu di telinga. Ketika hujan terang, muncul lah pelangi. Ketika kamu menyapaku dengan puisi. Yang berkedok pengagum rahasia.  Lucunya cerita itu jika kuingat-ingat..  Dan lebih lucunya aku tak merasa kalau puisi yang kamu tulis ditujukan untukku. Yahh... Bisa di bilang aku makhluk yang tak peka..   Padahal kamu tak tahu di hati ini berharap. Kapan ya, aku punya pengagum rahasia? Kapan ya, aku dibuatin puisi romantis? Kataku dalam hati..  Perkenalan tanpa sengaja  Ocehan yang tak berfaedah Gurauan yang sangat receh Itu saja sudah berkesan..  Apalagi sekarang saat kita berbincang via suara..  Tanpa kita sadari dari musibah  Kita semakin dekat dan melekat Semakin berhasrat dan memikat. Rasa yang semakin besar berkobar Tanpa sadar cinta kita pun semakin mekar. Wahai tuan Kau tahu rasaku semakin tak karuan Jiwaku tak beraturan, karena cintamu bikin aku kecanduan Aku tersesat dengan cintamu Aku terbuai ...

Senja yang Cemburu

Senja yang Cemburu Pada gemintang yang merayu Memeluk senja begitu syahdu Mencintai adalah tentang rasa Pertemuan kita ibaratkan cinta Bayang semu seperti kata ikatan  Genggaman tangan seolah menjauh  Senyum dan tawamu sebuah saksi  Kata merelakan tidak pernah ada  Yang ada hanya sisa cemburu Perihal rasa yang tak bertemu Apakah kamu pernah melihat  Kumbang yang tak bersayap ia begitu pesakitan dengan lukanya,  selayaknya seorang kekasih  yang kehilangan pelukan hangat cinta Andai semuanya masih sama  Mungkin tempat ini akan berbeda Tidak lagi terkutuk pada kesendirian. Indie Sunandri, 2023