Langsung ke konten utama

SELARAS

 


Akulah hujan yang tak dikehendaki musim, 

Namun terpaksa jatuh pada basah tanah yang salah. 

Akulah angin yang tak direstui gunung.

Namun terpaksa bertiup pada getas pohon yang ranggas. 


Akulah ubin yang tak selaras dengan gebar, yang terinjak melenggana.

Akulah afeksi yang kau agihkan, saat khawatir berkali-kali kau rapalkan.

Aku masih melihatmu di jantung kalimat pada epilog, yang menumbuhkanmu dari rahim diksi.

Aku masih menunggumu di antara "kata", Yang mengawali "kita".

Dan aku masih mengiringmu, di rute jalan yang kau tapaki sehasta.

Aku hanyalah seuntai kata yang ingin menjadi prakata.

Dan menggambarkan jelas indahnya sang nabastala.

Aku adalah aku yang kau kenal sama seperti dulu.

Dan tak pernah lekang di telan sang waktu.


Sedangkan Kau adalah susunan kata dari suatu perumpamaan. Bijak, sederhana, lugas, tetapi memiliki makna yang begitu dalam.

Kau adalah kiasan kata, yang memberi rasa keindahan dari setiap penekanan kalimat penting yang tersampaikan.

Kau adalah plot cerita yang tak terduga serta metafora yang sulit di mengerti.

Kau adalah diksi, dari setiap pilihan kata di dalam puisi yang selalu ingin kuselami.

Kau adalah hiperbola, dari sebuah kata kagum yang pernah membuat aku menjatuhkan hati. 

Kau adalah analogi, ketika aku tidak bisa menggambarkan tentang apa itu kebahagiaan.

Dan aku adalah sekumpulan aksara luka, yang tercipta dari genangan kata kita yang hampir.


Begitulah, aku dan kamu kini menjadi kita.

Kita yang saling melengkapi antara luka maupun bahagia.

Kita yang saling mendukung untuk tetap bersama.

Dan kita ialah renjana yang memiliki hati yang kuat. Serta amerta yang selalu haus kasih sayang.

Begitulah, aku dan kamu yang kini selaras dalam kata kita.



Aksara senja, 22 Agustus 2023


- Riadi komara

- Gadis kecil(Cha)

- Lingga anar

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Seandainya Saja

Seandainya saja kamu mengerti, bahwa setiap perkataan adalah doa dan setiap perbuatan akan ada balasan. Termasuk menyakiti hati yang sedang berusaha membahagiakan. Seandainya saja kamu pun tahu, bahwa sudah seharusnya kau berubah jadi versi terbaikmu, meski kata itu sekarang bukan untuk diriku. Tapi kuharap tiada lagi korban dari permainanmu. Seandainya saja kamu mengingat, di mana masa lalu masih melekat dengan erat. Waktu itu kamu dan aku bertemu di tempat sepi yang kuberi nama ruang rindu. Hingga akhirnya kita saling mengenal. Meskipun akhirnya cerita kita belum sempat selesai. Seandainya saja kamu pernah merasakan apa yang aku rasakan sekarang, tentang kenangan yang harus kembali hilang. Meskipun akhirnya, di sini aku yang lagi-lagi tersakiti. Seandainya saja kamu bisa jadi aku. Untuk merasakan sakit yang aku rasa karenamu. Tentang seseorang yang selalu menangis, karena orang yang aku cinta, begitu tega menikam dan bertingkah sangat sadis. Seandainya kamu mengerti diamku. Bukan ber...

Senja yang Cemburu

Senja yang Cemburu Pada gemintang yang merayu Memeluk senja begitu syahdu Mencintai adalah tentang rasa Pertemuan kita ibaratkan cinta Bayang semu seperti kata ikatan  Genggaman tangan seolah menjauh  Senyum dan tawamu sebuah saksi  Kata merelakan tidak pernah ada  Yang ada hanya sisa cemburu Perihal rasa yang tak bertemu Apakah kamu pernah melihat  Kumbang yang tak bersayap ia begitu pesakitan dengan lukanya,  selayaknya seorang kekasih  yang kehilangan pelukan hangat cinta Andai semuanya masih sama  Mungkin tempat ini akan berbeda Tidak lagi terkutuk pada kesendirian. Indie Sunandri, 2023

RASAKU

Hariku indah, ketika kicauan burung menyapa merdu di telinga. Ketika hujan terang, muncul lah pelangi. Ketika kamu menyapaku dengan puisi. Yang berkedok pengagum rahasia.  Lucunya cerita itu jika kuingat-ingat..  Dan lebih lucunya aku tak merasa kalau puisi yang kamu tulis ditujukan untukku. Yahh... Bisa di bilang aku makhluk yang tak peka..   Padahal kamu tak tahu di hati ini berharap. Kapan ya, aku punya pengagum rahasia? Kapan ya, aku dibuatin puisi romantis? Kataku dalam hati..  Perkenalan tanpa sengaja  Ocehan yang tak berfaedah Gurauan yang sangat receh Itu saja sudah berkesan..  Apalagi sekarang saat kita berbincang via suara..  Tanpa kita sadari dari musibah  Kita semakin dekat dan melekat Semakin berhasrat dan memikat. Rasa yang semakin besar berkobar Tanpa sadar cinta kita pun semakin mekar. Wahai tuan Kau tahu rasaku semakin tak karuan Jiwaku tak beraturan, karena cintamu bikin aku kecanduan Aku tersesat dengan cintamu Aku terbuai ...