Langsung ke konten utama

SENANDIKA



Bumi berotasi pada poros nya, berlawanan arah dengan jarum jam. Rotasi bumi menyebabkan pergantian siang dan malam.


Laik bumi, Kehidupan terus berjalan konstan. berkembang, berevolusi, dinamis.

Kendati, menemukan bahagia, entah, sedih, tawa atau tangis.


Tetapi dunia ku monokrom, lebih banyak nya bernuansa nelangsa. 

Boro-boro, mengikuti waktu. Membaca arah saja aku tak bisa.

Jadi jangan tanyakan kepadaku tentang  hari esok? Sungguh, aku sudah tidak punya cukup ruang untuk meyakinkan diriku.


Tak heran, jika seringkali aku di tertawakan

Mau bilang hidup yang mempermainkan, tidak mungkin. Sebenarnya yang salah siapa. Takdir?


Tapi apakah harus takdir yang di salahkan? Jika iya, maka Tuhan itu tidak adil dong?  Seolah-olah hidup ini telah di predestinasikan, ada yang menderita dan ada yang bahagia. Jika kehidupan di tentukan demikan, lantas buat apa kehendak bebas di ciptakan? Kemudian bagaimana mungkin manusia bisa mengenal sebuah pilihan?


Begitulah saya, manusia yang penuh pertanyaan dan keluhan yang tak pernah terselesaikan. Pusingkan? Sama saya juga.

Jadi jangan paksakan dirimu membaca isi di dalam kepala ku.


Akan ku pastikan kau tidak akan menemukan apa pun, disini gersang, gelap, juga dingin.

Hanya ada gigil yang tak habis dinginnya.

Tak hilang nyerinya.


Aku tidak punya taman bermain yang bisa menghiburmu, ataupun kisah-kisah hebat untuk di ceritakan, seperti bunda Teresa yang memberikan seluruh hidup nya untuk melayani orang-orang yang kurang beruntung di dunia ini.


Tetapi, jika kau meminta aku untuk mendengarkan cerita-ceritamu, akan ku terima dengan senang hati.


Karena, aku lebih biasa menghabiskan waktu untuk mendengarkan. sehingga ketika aku disuruh bercerita, aku tak tahu harus mulai dari mana.


Mungkin aku tidak sehebat Bunda Teresa dalam melayani, tetapi aku bisa mendengarkan mu sehebat Zig Ziglar dan Oprah Winfrey seorang pembawa acara Talk Show di amerika.


Mari sini, kemarilah aku sudah terbiasa menjadi Renjana.

Meskipun riuh di dalam kepala sendiri tak pernah reda.

Meskipun, bara sendiri tak pernah padam dan, meskipun, lara tak berhenti merisak.


Berevolusilah kau menjadi gempita, 

Maka aku adalah tempat sampah yang dapat kau endapkan.


Terbanglah dengan rahayu, kemudian kembalilah lagi.

Sekalipun buluhmu patah terkulai kesekian kalinya, aku tidak akan memutuskan nya

Dan sumbu yang pudar nyalanya, aku tidak akan memadamkan nya.



- Lingga Annar

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Seandainya Saja

Seandainya saja kamu mengerti, bahwa setiap perkataan adalah doa dan setiap perbuatan akan ada balasan. Termasuk menyakiti hati yang sedang berusaha membahagiakan. Seandainya saja kamu pun tahu, bahwa sudah seharusnya kau berubah jadi versi terbaikmu, meski kata itu sekarang bukan untuk diriku. Tapi kuharap tiada lagi korban dari permainanmu. Seandainya saja kamu mengingat, di mana masa lalu masih melekat dengan erat. Waktu itu kamu dan aku bertemu di tempat sepi yang kuberi nama ruang rindu. Hingga akhirnya kita saling mengenal. Meskipun akhirnya cerita kita belum sempat selesai. Seandainya saja kamu pernah merasakan apa yang aku rasakan sekarang, tentang kenangan yang harus kembali hilang. Meskipun akhirnya, di sini aku yang lagi-lagi tersakiti. Seandainya saja kamu bisa jadi aku. Untuk merasakan sakit yang aku rasa karenamu. Tentang seseorang yang selalu menangis, karena orang yang aku cinta, begitu tega menikam dan bertingkah sangat sadis. Seandainya kamu mengerti diamku. Bukan ber...

RASAKU

Hariku indah, ketika kicauan burung menyapa merdu di telinga. Ketika hujan terang, muncul lah pelangi. Ketika kamu menyapaku dengan puisi. Yang berkedok pengagum rahasia.  Lucunya cerita itu jika kuingat-ingat..  Dan lebih lucunya aku tak merasa kalau puisi yang kamu tulis ditujukan untukku. Yahh... Bisa di bilang aku makhluk yang tak peka..   Padahal kamu tak tahu di hati ini berharap. Kapan ya, aku punya pengagum rahasia? Kapan ya, aku dibuatin puisi romantis? Kataku dalam hati..  Perkenalan tanpa sengaja  Ocehan yang tak berfaedah Gurauan yang sangat receh Itu saja sudah berkesan..  Apalagi sekarang saat kita berbincang via suara..  Tanpa kita sadari dari musibah  Kita semakin dekat dan melekat Semakin berhasrat dan memikat. Rasa yang semakin besar berkobar Tanpa sadar cinta kita pun semakin mekar. Wahai tuan Kau tahu rasaku semakin tak karuan Jiwaku tak beraturan, karena cintamu bikin aku kecanduan Aku tersesat dengan cintamu Aku terbuai ...

Senja yang Cemburu

Senja yang Cemburu Pada gemintang yang merayu Memeluk senja begitu syahdu Mencintai adalah tentang rasa Pertemuan kita ibaratkan cinta Bayang semu seperti kata ikatan  Genggaman tangan seolah menjauh  Senyum dan tawamu sebuah saksi  Kata merelakan tidak pernah ada  Yang ada hanya sisa cemburu Perihal rasa yang tak bertemu Apakah kamu pernah melihat  Kumbang yang tak bersayap ia begitu pesakitan dengan lukanya,  selayaknya seorang kekasih  yang kehilangan pelukan hangat cinta Andai semuanya masih sama  Mungkin tempat ini akan berbeda Tidak lagi terkutuk pada kesendirian. Indie Sunandri, 2023