Langsung ke konten utama

SEPUCUK SURAT KU SERAHKAN UNTUK IBU KARTINI




Karya : Riadi komara



Lawas tak ku dengar suara generasi bangsa berkobar.

Anak - anak indonesia sekarang sudah hilang rasa sadar.

Para orang tua hanya sibuk soal perihal harta dan membiarkan anak terlantar.

Mau dibawa kemana nasib bangsa ini kiranya wahai ibu ?


Bu, coba lihat generasi bangsamu.

Sedari kecil anak bangsa di asupi lagu - lagu percintaan melulu.

Di televisi, di radio, di gadget dan di rumah sering di perdengarkan terhadap anak bangsamu.

Mau dibawa kemana moral anak bangsa ini bu ?


Orang tua sibuk mengutuk anaknya dengan kata kata yang tak patut di dengar.

Katanya "Dasar anak monyet" mereka lupa bahwa anak yang mereka marahi adalah darah dagingnya.

Apakah itu cara mendidik anak yang benar ?


Bu, coba lihat generasi bangsamu 

Bocah balita sudah tahu lagu cinta.

Di setiap hari mereka nyanyikan.


"Ternyata belum siap aku...

Kehilangan dirimu....

Belum sanggup untuk jauh darimu...

Yang selalu ada dalam hatiku....".


Atau acap kali ku dengar mereka menyanyikan lagu begini bunyinya.


"Panonna alus, irung alus, biwir alus

Di tempo ti hareup ti gigir meuni mulus".


Bukan sebuah lagu dan anak bangsa yang salah.

Tapi para orang tua yang selalu mendidik anaknya dengan salah.

Mau dibawa kemana nasib bangsa ini bu ?


Sekarang jarang sekali ku dengar anak - anak kecil menyanyikan lagu.


"Lihat kebunku penuh dengan bunga

Ada yang putih dan ada yang merah 

Setiap hari ku siram semua 

Mawar melati semuanya indah".


Mereka lupa akan lagu - lagu yang memang tepat untuk mereka nyanyikan.

Bahkan tak jarang anak anak bangsa lupa akan lagu - lagu nasional indonesia seperti.


Indonesia tanah air beta...

Pusaka abadinan jaya ...

Indonesia sejak dulu kala...

Selalu di puja puja bangsa...


Di sana tanah air beta..

Di buai di besarkan bunda...

Tempat berlindung di hari tua...

sampai akhir menutup bangsa.


Kini sangat jarang anak anak bangsamu menyanyikan lagu itu bu.


Bu, maafkan anak bangsamu 

Maafkan penerus bangsamu 

Kami tahu perjuanganmu dan para pahlawan untuk memperjuangkan kemerdekaan bangsa ini sangatlah tidak mudah.

Namun dengan mudahnya jaman ini merusaknya.


Dan hari ini tepatnya pada tanggal 17 Agustus tahun 2023 dimana indonesia merdeka ke 78 kalinya.

Mari sama - sama bangun negeri ini kembali.

Mari sama - sama bangkitkan jiwa nasionalis kita kembali.

Dan mari sama - sama kita menjaga kemerdekaan bangsa indonesia ini.


Merdeka !!

Merdeka !!

Merdeka !!




Tasikmalaya, 17 Agustus 2023

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Seandainya Saja

Seandainya saja kamu mengerti, bahwa setiap perkataan adalah doa dan setiap perbuatan akan ada balasan. Termasuk menyakiti hati yang sedang berusaha membahagiakan. Seandainya saja kamu pun tahu, bahwa sudah seharusnya kau berubah jadi versi terbaikmu, meski kata itu sekarang bukan untuk diriku. Tapi kuharap tiada lagi korban dari permainanmu. Seandainya saja kamu mengingat, di mana masa lalu masih melekat dengan erat. Waktu itu kamu dan aku bertemu di tempat sepi yang kuberi nama ruang rindu. Hingga akhirnya kita saling mengenal. Meskipun akhirnya cerita kita belum sempat selesai. Seandainya saja kamu pernah merasakan apa yang aku rasakan sekarang, tentang kenangan yang harus kembali hilang. Meskipun akhirnya, di sini aku yang lagi-lagi tersakiti. Seandainya saja kamu bisa jadi aku. Untuk merasakan sakit yang aku rasa karenamu. Tentang seseorang yang selalu menangis, karena orang yang aku cinta, begitu tega menikam dan bertingkah sangat sadis. Seandainya kamu mengerti diamku. Bukan ber...

RASAKU

Hariku indah, ketika kicauan burung menyapa merdu di telinga. Ketika hujan terang, muncul lah pelangi. Ketika kamu menyapaku dengan puisi. Yang berkedok pengagum rahasia.  Lucunya cerita itu jika kuingat-ingat..  Dan lebih lucunya aku tak merasa kalau puisi yang kamu tulis ditujukan untukku. Yahh... Bisa di bilang aku makhluk yang tak peka..   Padahal kamu tak tahu di hati ini berharap. Kapan ya, aku punya pengagum rahasia? Kapan ya, aku dibuatin puisi romantis? Kataku dalam hati..  Perkenalan tanpa sengaja  Ocehan yang tak berfaedah Gurauan yang sangat receh Itu saja sudah berkesan..  Apalagi sekarang saat kita berbincang via suara..  Tanpa kita sadari dari musibah  Kita semakin dekat dan melekat Semakin berhasrat dan memikat. Rasa yang semakin besar berkobar Tanpa sadar cinta kita pun semakin mekar. Wahai tuan Kau tahu rasaku semakin tak karuan Jiwaku tak beraturan, karena cintamu bikin aku kecanduan Aku tersesat dengan cintamu Aku terbuai ...

Senja yang Cemburu

Senja yang Cemburu Pada gemintang yang merayu Memeluk senja begitu syahdu Mencintai adalah tentang rasa Pertemuan kita ibaratkan cinta Bayang semu seperti kata ikatan  Genggaman tangan seolah menjauh  Senyum dan tawamu sebuah saksi  Kata merelakan tidak pernah ada  Yang ada hanya sisa cemburu Perihal rasa yang tak bertemu Apakah kamu pernah melihat  Kumbang yang tak bersayap ia begitu pesakitan dengan lukanya,  selayaknya seorang kekasih  yang kehilangan pelukan hangat cinta Andai semuanya masih sama  Mungkin tempat ini akan berbeda Tidak lagi terkutuk pada kesendirian. Indie Sunandri, 2023