Ia bak gerimis di pagi yang cerah
Bukan tanpa alasan ataupun sebuah kebetulan
Membasahi dedaunan yang layu
Sebagai pecandu mimpi, seruannya menggema di setiap sudut-sudut rumah
Laksana fatamorgana di tanah yang tandus
Menyapa tangan-tangan mungil untuk di kebiri
Tanahku subur
bunga-bunga tumbuh dan mekar di atas bebatuan
Semak belukar menjalar mengikuti rimbunnya pepohonan
Tetapi masih saja ada rakyat yang kelaparan
Anak-anak yang bertengger di tiang jalanan
Bapak-bapak yang mendorong gerobak sampah
Ibu-ibu pedagang kaki lima yang di tangkap dengan dalih tertib kota
Bukankah janji-janjimu hampir menyerupai janji-janji Tuhan kepada seorang hamba?
Bukankah penampilanmu menyerupai penampilan ulama?
Bukankah moralmu lebih tinggi dari ambisimu?
Di mana nuranimu?
Meski harus berakhir di balik jeruji
Melalu bibirku yang kusam, aku ingin menyampaikan kebenaran
"Jika tidak mampu mewakili suara rakyat maka kembalikan demokrasi ketangan rakyat!"
Menakar Syair
Komentar
Posting Komentar