Teruntuk kamu seseorang yang saat ini ada di hati.
Tahukah kamu?
Kali ini aku merindukan hadirmu.
Detik ini aku membutuhkan senyummu.
Bukan untuk melihat sedihmu.
Meskipun aku tahu mungkin saat ini kamu berada di fase jatuh.
Namun, kuharap kamu selalu tegar dan tidak terlihat bahwa kamu sedang runtuh.
Karena jika kamu terlihat runtuh, di sini aku pun ikut merasa rapuh.
Apalagi jika harus melihatmu tidak bahagia.
Maaf ya, jika diriku terlalu egois untuk tidak melihatmu terluka.
Karena yang kuingin bisa melihatmu tersenyum, meskipun bukan aku yang menghadirkannya.
Aku hanya ingin melihatmu tertawa.
Aku hanya ingin melihatmu bahagia.
Walaupun bukanlah aku yang menjadi sumbernya.
Teruntuk kamu seseorang yang saat ini kuharapkan kehadirannya.
Masih ingat dengan seorang laki-laki yang pernah kau bilang buaya?
Masih ingat dengan seorang laki-laki yang pernah kau bilang apa yang kubicarakan adalah bualan belaka?
Apakah kamu masih ingat dengan seorang laki-laki yang kini hanya bisa melihatmu yang jauh di sana.
Meskipun kutahu tempat tinggalmu denganku tak sejauh seperti kisah cinta tasikmalaya dan majalaya.
Namun, saat ini hatiku dan kamu sedang jauh berkelana.
Di mana hatiku yang berusaha menanamkan rasa cinta yang kupunya, sementara hatimu yang terus-terusan menghindar mencari jalan perginya.
Terimakasih ya, setidaknya sudah hadirkan rasa yang buat pikirku tak berdaya.
Terimakasih ya, setidaknya sudah buatku berharap atas keinginannya.
Terimakasih sudah buatku jatuh cinta di antara rasa dilema.
Tasikmalaya, 26 Agustus 2023
Komentar
Posting Komentar