Selamat sore, wahai tuan yang sedang duduk di singgasana kekuasaan.
Selamat malam, wahai nyonya yang sedang mendengarkan sebuah celotehan sindiran.
Dan selamat tidur, untuk kalian yang menjadi penonton sebuah drama percintaan.
Adalagi mereka yang sedang duduk di singgasana kuasa.
Asyik melontarkan suara - suara yang tak elok di dengar telinga.
Mereka lupa bahwa di sebuah tatanan kekuasaan, masih ada rakyat yang lebih berkuasa.
Mengaku sanggup memegang toga kuasa, tapi kalian tak bisa berikan contoh baik untuk rakyatnya.
Lihatlah tuan dan nyonya !!
Ditangan ini ku pegang erat sapu lidi yang terikat dengan kokohnya.
Jangan jadikan dunia ini sebagai panggung drama kalian seenaknya.
Karena masih ada kita melihat dan menyimak kalian disana.
Wahai tuan dan nyonya yang duduk di singgasana sana.
Sadarilah kalian tak bisa berdiri seperti sekarang tanpa kita.
Kalian takkan jadi apa apa tanpa ada kita.
Jadi berhentilah merusak bangunan kokoh yang telah kita bangun bersama.
Ini bukan sebuah tempat pementasan drama korea.
Yang bisa kalian pakai sebagai tempat untuk bergumul mesra.
Tapi tempat untuk kita menyatukan rasa dan impian tepatnya.
Wahai tuan dan nyonya yang terhormat, berhentilah membuat huru - hara di tempat yang telah kita jaga bersama.
"Gabungan kata"
- Riadi komara
- Tuan jambret
Tasikmalaya, 21 Agustus 2023
Komentar
Posting Komentar