Langsung ke konten utama

UNTUK PARA PENCARI SENSASI LITERASI

 







Untuk Para Pencari Sensasi Literasi

*~

Karya: Setia Rizki



Miris zaman sekarang literasi dijadikan tempat untuk ajang cari muka.

Katanya kita sampah yang tak tau diri, tapi nyatanya mereka lah yang tak tau diri

Mengatakan siapa yang salah,,siapa yang arogan, tapi tak pernah mengkoreksi diri sendiri

Hai Tuan/Puan kau bisa mengatakan kami sampah dan hanya bisa mencari sensasi saja

Tapi mengapa di saat kami  membaca ini kau merasa seolah paling tersakiti!

Buat apa kita mencari sensasi di sebuah aplikasi

jika pada dasarnya tak ada bukti yang asli juga teruji

Lebih baik introspeksi diri dan belajar lebih baik lagi

Agar diri dapat mengoreksi diri.

Tuan/Puan katamu kami sampah yang tak tau malu nan tak tau diri

tapi nyatanya mengapa dirimu yang bingung mencari sensasi sana sini?!

Anjing sekali!


Buat apa mengoceh sana-sini

Bilang saja pada dasarnya iri

Sudah lama main aplikasi tapi hingga saat ini belum diakui

Sekali lagi saya katakan

Buat apa kalian mencari pengakuan dalam aplikasi

Padahal di dunia nyata karyanya saja tak lebih dari itungan jemari

Diminta baca puisi langsung kencing berdiri.


Daripada begitu begini

Mendakwa siapa yang berbagai ilmu literasi sebagai sampah dan ajang cari sensasi

Lebih baik saling memotivasi, menebar inspirasi

Agar pegiat literasi dalam aplikasi

Di dunia nyata juga jelas terbukti

Sebagai golongan sastrawan sastrawati yang mumpuni.


Tetapi berhubung sekarang para pencari sensasi literasi sudah banyak sekali

Hadapi saja dengan gagah berani

Supaya mereka mengerti sendiri bahwa literasi adalah tempat berbagi ilmu sastrawi

Agar anak literasi aplikasi

Bukan sekedar menjadi korban bacotan mulut tak berguna seperti tahi.


Naskah terinspirasi dari Dewan Perwakilan Puisi.


Sidoarjo, 15 Agustus 2023

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Seandainya Saja

Seandainya saja kamu mengerti, bahwa setiap perkataan adalah doa dan setiap perbuatan akan ada balasan. Termasuk menyakiti hati yang sedang berusaha membahagiakan. Seandainya saja kamu pun tahu, bahwa sudah seharusnya kau berubah jadi versi terbaikmu, meski kata itu sekarang bukan untuk diriku. Tapi kuharap tiada lagi korban dari permainanmu. Seandainya saja kamu mengingat, di mana masa lalu masih melekat dengan erat. Waktu itu kamu dan aku bertemu di tempat sepi yang kuberi nama ruang rindu. Hingga akhirnya kita saling mengenal. Meskipun akhirnya cerita kita belum sempat selesai. Seandainya saja kamu pernah merasakan apa yang aku rasakan sekarang, tentang kenangan yang harus kembali hilang. Meskipun akhirnya, di sini aku yang lagi-lagi tersakiti. Seandainya saja kamu bisa jadi aku. Untuk merasakan sakit yang aku rasa karenamu. Tentang seseorang yang selalu menangis, karena orang yang aku cinta, begitu tega menikam dan bertingkah sangat sadis. Seandainya kamu mengerti diamku. Bukan ber...

RASAKU

Hariku indah, ketika kicauan burung menyapa merdu di telinga. Ketika hujan terang, muncul lah pelangi. Ketika kamu menyapaku dengan puisi. Yang berkedok pengagum rahasia.  Lucunya cerita itu jika kuingat-ingat..  Dan lebih lucunya aku tak merasa kalau puisi yang kamu tulis ditujukan untukku. Yahh... Bisa di bilang aku makhluk yang tak peka..   Padahal kamu tak tahu di hati ini berharap. Kapan ya, aku punya pengagum rahasia? Kapan ya, aku dibuatin puisi romantis? Kataku dalam hati..  Perkenalan tanpa sengaja  Ocehan yang tak berfaedah Gurauan yang sangat receh Itu saja sudah berkesan..  Apalagi sekarang saat kita berbincang via suara..  Tanpa kita sadari dari musibah  Kita semakin dekat dan melekat Semakin berhasrat dan memikat. Rasa yang semakin besar berkobar Tanpa sadar cinta kita pun semakin mekar. Wahai tuan Kau tahu rasaku semakin tak karuan Jiwaku tak beraturan, karena cintamu bikin aku kecanduan Aku tersesat dengan cintamu Aku terbuai ...

Senja yang Cemburu

Senja yang Cemburu Pada gemintang yang merayu Memeluk senja begitu syahdu Mencintai adalah tentang rasa Pertemuan kita ibaratkan cinta Bayang semu seperti kata ikatan  Genggaman tangan seolah menjauh  Senyum dan tawamu sebuah saksi  Kata merelakan tidak pernah ada  Yang ada hanya sisa cemburu Perihal rasa yang tak bertemu Apakah kamu pernah melihat  Kumbang yang tak bersayap ia begitu pesakitan dengan lukanya,  selayaknya seorang kekasih  yang kehilangan pelukan hangat cinta Andai semuanya masih sama  Mungkin tempat ini akan berbeda Tidak lagi terkutuk pada kesendirian. Indie Sunandri, 2023